Belajar Islam akan membuat hati tenteram

Seharusnya, seharusnya, saat kita memutuskan untuk belajar Islam maka bila sudah menghayati ajaran Islam hati kita akan tenteram. Dengan hati yang tenteram, kita bisa menyebarkan pesan kedamaian pada sesama. Kadang memang terusik karena ada kejahatan atau konflik tapi jangan lama-lama tentu saja.

Manusia boleh saja sedih bila kehilangan orang yang dicintainya, bahkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menangis saat kehilangan anggota keluarganya. Tapi tentu saja tidak untuk berlama-lama. Dan menurutku sedih itu bukan galau. Galau itu semacam keresahan yang tidak ada pangkal ujungnya. Galau karena jomblo, mupeng melihat orang lain pacaran. Galau karena skripsi yang tidak kelar-kelar. Oleh beberapa orang kata galau dijadikan lelucon, sampai ada istilah kalo malam minggu adalah malam penggalauan massal bagi yang jomblo.

Pada bulan Ramadhan tahun ini aku selalu berusaha menyempatkan mendengarkan tafsir Al Misbah oleh Quraish Shihab. Salah satunya beliau menyinggung kelompok dzikir yang anggotanya histeris sampai menggeleng-gelengkan kepala. Menurut beliau, seharusnya dzikir itu membuat damai, bukan membuat histeris.
Ustad Abu Sangkan juga menyinggung tentang hal ini, menangis saat shalat, adalah menangis terharu, bukan menangis karena resah dengan masalah pribadi. Bila masih saja terus menangis karena sibuk dengan masalah, berarti sikap tawakkalnya masih kurang. Belum sepenuhnya berserah diri pada Allah, belum mempercayai bahwa semua kejadian baik yang membahagiakan atau menyakitkan adalah bagi kebaikan dirinya, atau husnudzon (berprasangka baik) pada Allah.

Masih jomblo, berarti Allah belum memberi amanat diberi jodoh yang sesuai. Sebetulnya mudah saja, Islam mengajarkan agar pria mencari perempuan yang sholehah. Bila bergabung di kelompok pengajian masjid, di sana banyak wanita yang menimba ilmu ajaran Islam. Terus masih memilih apalagi? Mencari yang menarik hati dan nyambung tentu saja. Bila Allah belum mengizinkan, maka sampai kapanpun hati tidak akan tertarik pada siapa-siapa, dan wanita yang menarik hatinya tidak akan merespon seperti yang diharapkan.

Allah akan mempermudah hidup seseorang bila rajin sedekah dan silaturahmi. Karena hanya hati tenteram yang mampu bertemu dengan banyak orang sehingga bisa bersikap ramah pada orang lain. Hati yang gelisah bawaannya curiga melulu, kok kayaknya seluruh dunia memusuhiku melihatku kayak bukan siapa-siapa. Tidak perlu jadi populer untuk jadi orang beriman, minimal punya banyak sahabat yang beriman juga. Karena sesama orang beriman akan saling membuka hati dan saling mengingatkan tentang kebaikan. Apapun demi kebaikan, walaupun berat maka seorang yang beriman akan berusaha menjalani.

Hidup ini adalah untuk mengharap keridhoan Allah, bukan jadi populer di mata manusia lain. Lebih baik jadi pendiam, banyak mendengarkan masukan dari orang lain yang sekiranya bermanfaat. Atau kalo bicara, bicaralah tentang kebaikan, atau diam. Tapi bergaul tetap perlu, bergaul dengan orang shaleh agar saling mengingatkan tentang kesabaran. Dan orang sabar itu hatinya tenteram, tidak banyak gejolak, bila ada gejolak bisa segera mengatasi. Semoga kita termasuk sebagai orang-orang yang semakin belajar Islam semakin sabar sehingga tenteram hati kita...

Allah berfirman
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra'du : 28)

Allah berfirman
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al 'Ashr : 1-3)

Comments

  1. tausiah yang bagus sekali... mudah difahami dan meringankan pemikiran dengan membacanya..

    ReplyDelete
  2. tulisannya bagus,..mudah2an Alloh segera mempertemukan jodoh buat sy...Amin....

    ReplyDelete

Post a Comment