Hidup itu indah, jangan biarkan orang lain mengusik rasa itu

Judul di atas aku sampaikan pada seorang temenku yang di status FBnya lagi bingung, pengen nangis. Usut punya usut dia lagi patah hati. Ada cowok yang sempet bilang suka padanya, terus kontak-kontakan mendadak mengundurkan diri. Belum siap komit katanya. Padahal yang tadinya dia gak ada rasa, semenjak diomongin gitu jadi perhatian pada cowok ini. Rasa emang gak pernah bohong, hehehe...

Duuuh, gak jelas siapa yang salah. Apa rasa itu yang salah, atau cowoknya. Seandainya ada cowok tertarik dengan seorang cewek terus mencoba deketin, tau-tau berubah pikiran padahal ceweknya udah telanjur menyisihkan hati gimana tuh?

Ada temenku perempuan seorang psikolog, suaminya tiba-tiba dengan santainya bicara padanya bahwa dia mendadak jatuh cinta pada wanita lain. Mereka kemudian bercerai, ya, sesederhana itu alasan perceraiannya. Tapi menyangkut perasaan tentu saja itu bukan masalah sederhana. Saat kita menyisihkan hati pada seseorang, mendadak dia mengabaikan hati kita, rasanya kayak dipatah-patahin hati kita karena dicabut dengan paksa rasa yang sudah kita miliki itu.

Setelah perenungan hidup yang panjang... getaran hatiku sudah berubah. Aku bergetar bila membayangkan Ka'bah. Tadinya aku mikir, betapa bahagianya bila aku punya pasangan yang bisa menemaniku ke tanah suci. Tadinya sih mikir gitu, sampai ada laki-laki beristri bilang, kalo kamu jadi istri keduaku soal naik haji aku temeni bisa diatur (hihihi...). Tapi masalahnya gak ada rasa tuh aku sama dia. Ada temennya kakakku yang juga punya istri suka nanyain nomor hapeku ke kakakku, waktu aku ketemu dia cerita bahwa dia punya beberapa rumah. Dan agak gimana gitu, kesannya mau nawarin aku berangkat umroh asal... (begitulah).

Pertama emang aku gak ada rasa dengan mereka-mereka ini, yang kedua aku gak pengen ada hati yang patah gara-gara aku mengiyakan tawaran mereka. Jadi aku memutuskan berangkat sendiri aja. Toh nanti di padang mahsyar kita berjalan sendiri-sendiri sambil mencemaskan tentang kelakuan kita selama di dunia ini.

Getaran hatiku sekarang menuju ke Ka'bah. Saat kita merenung sendiri shalat malam-malam, terasa sekali getaran itu. Dan aku tidak akan membiarkan orang lain merusak rasa itu. Jatuh cinta, pada rasa yang begitu indah karena mendekatkan diri pada Allah. Menangis tersedu-sedu karena semua getaran itu.

Hidup itu indah, kenapa terpaku pada satu laki-laki yang tidak menghargai kita. Dan hidup akan semakin lengkap bila laki-laki itu juga punya getaran yang sama, bergetar bila mengingat Allah. Segala perintah Allah dijalani, dan larangan dijauhi. Tidak ada keterpaksaan, tapi karena dengan melakukan itu semua rasa nikmat itu akan menjadi semakin nyata.

Tidak sabar menunggu berangkat haji nanti 2019, semoga bisa lebih cepat. Sambil menunggu aku akan melakukan hal yang bermanfaat dengan menulis tentang Islam. Semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya...

Comments