Ghurur (mengadakan tipu daya dan merasa dirinya paling benar)

Materi pengajian yang disampaikan oleh Ibu Yanik Prayitno

Pengertian Ghurur
Menurut bahasa adalah "terpedaya" sedangkan menurut istilah adalah "Merasa bahwa dalam dirinya ada sesuatu yang tidak dirasakan orang lain". Umpamanya, mengira bahwa dirinya termasuk orang besar yang patut dihormati, tetapi ia tidak mempunyai faktor kebesaran, atau mengira dirinya termasuk orang alim dan cendekiawan, padahal kebodohan masih bersemayam dalam dirinya.

Tipe-tipe orang yang terpedaya antara lain:

1. Golongan yang mementingkan ilmu syara' dan akal, tetapi mengabaikan pemeliharaan anggota badannya dari maksiat, karena terpedaya dengan ilmunya dan mengira bahwa kedudukannya yang tinggi di sisi Allah dan tidak akan disiksa orang yang tidak mengamalkan ilmunya seperti dalam firman Allah:

مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ بِئْسَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايٰتِ ٱللَّـهِ ۚ وَٱللَّـهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظّٰلِمِينَ
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al Jumu'ah : 5)

2. Golongan yang mementingkan ilmu dan amal, tekun melakukan ibadah dan meninggalkan maksiat, tetapi dalam hatinya masih ada sifat-sifat tercela seperti takabur, hasad, riya', ingin popularitas dan sebagainya.

Golongan ini diperingatkan dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. (HR. Muslim, Ahmad, Baihaqi, Ibnu Majah)

3. Golongan yang hanya membanggakan diri karena dapat memutuskan masalah pemerintahan atau mendamaikan permusuhan serta dapat menyelesaikan hubungan duniasi, tetapi ia menyia-nyiakan amal perbuatan lahir dan batin.

4. Golongan yang berkecimpung dalam nasehat dan pembicaraan tentang akhlak/jiwa, zuhud dan ikhlas, lalu mereka mengira bahwa dengan demikian mereka sudah berakhlak.

5. Golongan yang berkecimpung dalam bahasa dan kesusastraan dan mengira bahwa mereka telah diampuni segala dosanya, maka mereka tidak mau mempelajari ilmu syari'at.

Hikmah larangan ghurur

Ghurur menrupakan sifat yang tercela dan terlarang oleh karena orang yang terpedaya tidak akan terbuka hatinya untuk menerima petunjuk jiwanya, tetapi ia tetap terombang-ambing dan dipermainkan. Oleh karena itu Al Qur'an telah memperingatkan sbb:

أَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱخْشَوْا۟ يَوْمًا لَّا يَجْزِى وَالِدٌ عَن وَلَدِهِۦ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِۦ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّـهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّـهِ ٱلْغَرُورُ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (QS. Lukman : 33)

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلٰكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَٱرْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ ٱلْأَمَانِىُّ حَتَّىٰ جَآءَ أَمْرُ ٱللَّـهِ وَغَرَّكُم بِٱللَّـهِ ٱلْغَرُورُ
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. (QS. Al Hadid : 14)

وَذَرِ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِۦٓ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌۢ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّـهِ وَلِىٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَآ ۗ أُو۟لٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أُبْسِلُوا۟ بِمَا كَسَبُوا۟ ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْفُرُونَ
Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. (QS. Al An'am : 70)

Cara menghindari diri dari sifat ghurur antara lain:

1.  Mengetahui kedudukan diri sendiri, sampai dimana orang itu berdiri, jangan sampai keliru dalam memperkirakan martabat diri sendiri, jangan malu mengatakan bahwa dirinya adalah golongan biasa, jangan merasa bangga kalau orang lain memberi gelar yang mulia sekalipun memang berhak.

2.  Berusaha meningkatkan diri dengan menempuh jalan yang tidak merugikan orang lain dan tidak mengganggu ketenangan masyarakat.

3. Menyingkirkan jauh-jauh sifat ingin enaknya sendiri, maksudnya jangan menjadi manusia egois yang terlalu mengutamakan diri sendiri di atas kepentingan umum.

4. Menganggap bahwa segala jasa yang dibebankan masyarakat itu sebagai suatu yang kecil dan tidak berarti sama sekali, meskipun dalam pandangan umum sangat besar dan sangat berharga

Comments

  1. salam sahabat
    jadi tahu makna dan kaidahnya mbak Ami
    oh iya untuk pulang ke jawa tengah masih tanggal 18 dan no hp tetep sama kok di 085 6660 4774
    maaf saya kehilangan no mbak Ami

    ReplyDelete
  2. keren mba, jadi tau hal baru nih, 'ghurur'

    ReplyDelete

Post a Comment