Belum siap untuk meningkatkan spiritual

Boleh dibilang sekarang disebut jaman modern. Tapi jangan salah loh, soalnya ada yang bilang jaman dulu peradaban begitu maju. Banyak orang pintar, ada sekolahan, masyarakat tidak kekurangan pangan. Bahkan jaman dulu sudah bisa membangun bangunan indah dengan detil yang rumit. Definisi peradaban maju dan modern memang berbeda. Kita yang ketergantungan dengan handphone, alat elektronik, mesin berat pasti tidak bisa membayangkan jaman dulu membangun bangunan besar yang rumit dan indah gimana caranya.

Setelah ke social media twoo, badoo yang aku iseng klik lalu daftarkan. Mendapat banyak banget pesan dan banyak profil palsu serta scammer aku liat ada iklan muslima, gabung juga. Wew, di muslima scammernya sedikit, dan di bawah inbox ada tips-tips untuk mengenali scammer.

Ada beberapa pesan masuk. Cuman aku itu pengen ngobrol doang, pengen tau jalan pikiran muslim di luar negeri. Ada yang dia Syiah, aku sempet bilang kita menterjemahkan sejarah Islam berbeda terus gak mau ngobrol lagi. Bisa diblock gitu. Ada yang ngajak ketemuan di Jakarta, males ah. Mestinya ngobrol dulu tukar pikiran bukannya langsung ketemuan. Ada yang di Kanada keturunan Turki ngajak chat "Aku kesepian di Kanada". Ada juga orang Bangladesh di Amrik "Banyak orang kesepian di dunia ini"... loh...

Definisi kesepian memang diartikan butuh kasih sayang dari lawan jenis. Walau ada lagu "I am single and very happy", tapi menurut Islam kita akan melengkapi dhien kita dengan menikah.

Aku kalo chat males ngobrol ngalor ngidul. Kalo nyambung ya diterusin. Enggak ya udahan. Kejam? Pokoknya bawaannya males kalo mengarah ke dirty talk atau janjian ketemuan. Pilih-pilih banget gitu. Sebetulnya sih ada yang yang menurutku open mind. Aku sudah seminggu ini kirim-kiriman e-mail. Dari sekian banyak orang aku paling suka ma dia. Biarpun umurnya 50 tahun, tapi fisiknya kayak 30an. Dia pelari maraton, tiap pagi menyempatkan lari 2 miles.

Setelah e-mail yang kesekian, aku cerita aku nabung untuk umroh. Aku belajar tentang sejarah Islam, dan aku amat sangat ingin umroh, haji soalnya sudah daftar dan berangkat 2019. Komentarnya "aku tidak tertarik dengan spiritual, belum siap, masih banyak yang mesti aku handel", ya maklum dia pegawai bank.

Kalimatnya terngiang-ngiang di kepalaku. "Aku belum siap untuk meningkatkan spiritual". Jadi dia gak tertarik untuk melihat Ka'bah. Orang yang mengarahkan sajadah ke Ka'bah seandainya punya uang pasti rindu Ka'bah.

Ada orang begitu baik, open mind, perhatian, ternyata gak mementingkan hubungannya dengan Allah, walau di id card ditulis agamanya Islam. Yang penting kebutuhan hidup tercukupi. Aku kecewa dengan cara berpikirnya. Aku rasa cepat atau lambat kita gak akan balas e-mail lagi. Soalnya aku pernah punya teman lain, mengaku Islam bilang ke aku "aku bosan dengan Islam, aku muak, soalnya Tuhannya suka menghukum". Cara berpikir orang memang lain-lain. Kalo kita mencoba berwawasan luas dan punya hati, pasti tersentuh untuk membantu dunia lain yang sedang dalam masalah kayak misalnya di Palestina, bukan hanya sibuk mencukupi kebutuhan diri sendiri.

Bersenang-senang dengan makan makanan enak, melakukan hobby yang disukai memang menyenangkan. Tapi itu hanya sebatas di dunia, gak sampai di akhirat. Kalo kita benar-benar mengamalkan Al Qur'an, Insya Allah diberi kemudahan dunia dan akhirat. Memang gak mudah ngajak orang untuk hijrah mau belajra dan mengamalkan Islam itu apa. Hijrah untuk ke arah lebih baik.

Bagi yang belum siap meningkatkan spiritual, coba deh baca terjemahan surat Al Ashr. Tanpa spiritual, rugi besar deh kita. Kenapa? Memang butuh membuka hati dan berprasangka baik selalu pada Allah agar bisa meningkatkan spiritual...

Comments

  1. kesepian?...kalau bicara ideal...keberhasilan membina hubungan dengan Tuhanlah yang bisa membuat manusia tidak merasa sepi..kesepian..biar sendiri ditengah hutan sekalipun....selalu diramaikan dengan anugerah, syukur kepada Tuhan...begitu saja.

    ReplyDelete
  2. mbak gabung muslima?

    blm siap aku ikutan kayak gitu, masih betah di myquran, diskusi sesama muslim indonesia

    ReplyDelete

Post a Comment