Kebahagiaan semu vs kebahagiaan sejati
Terus terang aku lagi ngeri. Soalnya ngebaca referensi soal reiki, tenaga prana. Pokoknya hindari ilmu yang mengikis tauhid. Kayak film Eat, Pray, Love yang katanya inspiratif itu. Menjadi bahagia setelah meditasi menghadap ke foto gurunya. Sekarang hidup penulis buku itu jadi bahagia, tidak seperti sebelumnya suka mengurung diri di kamar mandi sambil menangis, karena merasa jiwanya kosong tidak tau mesti berbuat apa. Aku dulu juga sering merasa kosong. Padahal dulu aku aktivis, banyak teman, sering ikut lomba paduan suara atau sofbol keluar kota. Ceritaku tidak semenarik penulis Eat, Pray, Love. Yang makan ke Italia, meditasi ke India, mendapat cinta di Bali. Tapi paling tidak aku sudah bisa tersenyum, kadang ketawa juga, bisa lepas gak kayak dulu. Waktu aku ultah di akhir Mei 2009 aku bilang ke kakakku aku gak tau caranya ketawa. Antara marah, bingung, kecewa, kesal, takut semua campur aduk jadi satu. Aku menggambarkan ada perang di dalam tubuhku, jiwaku melemah karena tekana