Rekening pahala dan... Politik oh politik
Aku barusan pulang ngbrol sama temen ditraktir, temenku barusan ultah. Yah, pembicaraannya bicara nyerempet masalah politik. Yang satu cerita bahwa kalo bikin proyek ada syarat jatah komisi untuk ini itu. Yang lain cerita soal anggota dewan pusat yang semuanya mata duitan, yah mayoritaslah. Hanya sedikit banget yang lurus memperjuangkan nasib rakyat tidak mata duitan, malah kayaknya malah cenderung disingkirkan. Masuk ke pembicaraan frekuensi politik membuat aku megap-megap kayak ikan tanpa air. Dan terbayang proyek fiktif, komisi, keluarga yang dijadikan staf dapat gaji tanpa masuk kerja, kunjungan kerja ke daerah atau luar negeri, uang untuk partai agar aman posisinya, dan yang lain-lain. Apa iya sih, sebetulnya sebagian besar uang yang beredar di Indonesia dipakai untuk kelompok yang ingin melanggengkan kekuasaan? Agar mereka bisa membuat aturan sendiri, mengesahkan sendiri, mensejahterakan keluarga sendiri, dan rakyat miskin yang seharusnya mereka bela terlupakan? Jaman Nab