Tolok ukur kesuksesan

Jaman sekarang ini tolok ukur kesukesan seseorang dilihat dari jabatan, materi atau titel. Misalnya ketemu temen lama, ditanyain kerja dimana, jabatannya apa. Trus dikomentarin, wah jabatannya udah tinggi, kerjanya di kantor perusahaan besar, pasti duitnya banyak dong.

Masalah jabatan, gaji atau titel sebetulnya hanya nampak luar. Karena menurut Islam manusia yang sukses adalah yang sholeh atau sholehah, dan saat meninggal bisa khusnul khotimah.

Orang kaya yang rendah hati dan dermawan itu adalah orang yang berakhlak baik menurut Islam, sebaliknya sudah miskin, sombong lagi, berarti akhlaknya buruk. Memang dari cerita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saat Isra' Mi'raj, beliau melihat banyak orang miskin di surga, banyak wanita di neraka. Tapi itu juga tergantung orang miskin yang bagaimana, apakah orang miskin yang taat beribadah atau orang miskin yang banyak berhutang dan jadi pengemis. Tentunya yang di surga adalah orang miskin yang banyak beribadah dan taat menjalankan ajaran Islam. Orang kaya juga bisa masuk surga, yang rendah hati, taat menjalankan ibadah dan banyak sedekah. Tetapi orang kaya yang kekayaannya dari hasil yang tidak halal malah dibakar bersama tubuhnya di neraka.

Sedang wanita juga tergantung wanita yang mana, karena wanita sholehah lebih baik dibanding 1000 laki-laki yang tidak sholeh. Ternyata wanita dengan kecantikan dan keindahan tubuh yang dipamerkan lebih mudah untuk masuk neraka, dan saat di neraka tubuhnya tidak akan berbentuk lagi karena gosong di sana sini.

Kalo sekedar berbasa-basi menanyakan kabar sih wajar-wajar saja. Tapi kalo sudah berniat jadi seorang muslim atau muslimah yang baik, tolok ukur bukan lagi dari materi, titel atau jabatan, tapi dari sholeh atau sholehahnya seseorang itu...

Comments

  1. Iya mbak kalau bicara sola kesuksesan bukan hanya dari segi materi , melainkan proses & kualitas perjalanan itu sendiri , jika kita senantiasa menebar kebaikan insyaallah sukses dunia akhirat

    ReplyDelete
  2. Betul sekali mbak, banyak orang yang mengukur kesuksesan hanya dengan materi dan kedudukan semata. Sementara mereka yang yang dari sisi akhlak dan agama baik, karena tak punya materi dan kedudukan dibilang tidak sukses.

    ReplyDelete

Post a Comment