Bicara masalah cinta

Sebelum lebaran ini aku dikontak seorang teman kakak kelas waktu aku masih sekolah dulu. Dia masih menyimpan fotoku waktu aku konser piano awal tahun 80an. Hanya berani memandangku dari jauh karena dengkulnya rontok, gak sanggup digerakkan. Katanya sih gitu. Beberapa tahun lalu dia berpisah dengan istrinya karena keributan yang sulit dijelaskan.

Aku juga pernah merasakan begitu saat SMA, di lapangan sofbol Cemara Tiga Senayan hanya berani memandang seorang catcher DKI di kejauhan. Aku datangi messnya ajak kenalan, dan dia sempat aku ajak makan malam. Hubungan dilanjut surat-suratan dan dia janji mau mampir Jogja suatu saat, ternyata berubah jadi kabar saat dia dapat pekerjaan di suatu perusahaan minyak, memutuskan menikah dengan seorang wanita asli Kalimantan. Aku sempat ketemu dengannya lagi akhir tahun 2010 dan perasaanku dengannya sama sekali sudah berubah. Hanya basa-basi, menanyakan kabar lalu tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Cinta itu bisa menyesatkan, banyak orang yang menikah karena atas nama cinta, dibela-belain kabur dari keluarganya. Ada yang karena cinta pada seseorang sampai berubah agama. Barangkali masih mengaku Islam dengan suami atau istri non Islam. Masih puasa, shalat, zakat, tapi apa yang menikah dengan non muslim menjalankan ajaran Islam dengan penuh ketaatan atau hanya sekedar Islam tercantum di KTP?

Cinta itu bisa menipu. Sebetulnya jatuh cinta itu hanya semacam getaran karena faktor hormonal. Bagi manusia beriman, yang berusaha membersihkan hati dari perbuatan munkar dan menjalankan ajaran Islam dengan taat, akan berusaha mengontrol diri dari keinginan PIKTOR istilahnya ustad Abu Sangkan alias PIKIRAN KOTOR.

Yang punya banyak uang, terobsesi dengan kesenangan dunia, tidak peduli dengan aturan agama barangkali akan membeli wanita yang cantik bertubuh seksi untuk memuaskan syahwat. Bila istrinya sudah tidak menggetarkan hatinya lagi, sehingga matanya ditujukan pada perempuan yang lebih muda, lebih cantik, menggemaskan. Ngakunya sih masih cinta dengan istrinya, tapi nyatanya matanya lebih suka memandang yang lain.

Kalo membaca Al Quran, disebutkan bahwa bidadari surga jauh lebih cantik daripada wanita manapun di dunia ini. Tapi wanita bumi yang banyak ibadah saat di dunia, akan lebih cantik dibandingkan bidadari surga. Getaran itu akan ada terus selama di surga didukung fisik yang memadai. Tidak seperti di bumi, ada kalanya sampai ada istilah nafsu besar tenaga kurang.

Wanita dan laki-laki yang dipersatukan oleh Allah, yang berusaha menjaga ketaatan pada ajaran Islam, membersihkan hati, Insya Allah hubungannya akan lebih langgeng. Saling menentramkan, mendoakan, bicara dengan penuh kasih sayang, dan berusaha menjaga perasaan masing-masing. Masalah fisik jadi bukan faktor utama lagi, saat wanita menua, toh laki-laki juga menua.

Semoga kita semua bisa menjalin hubungan dengan lawan jenis karena dipersatukan Allah. Selalu diberi rahmat oleh Allah sehingga getaran itu selalu ada. Bila sempet tergoda hati dengan orang lain, bisa diluruskan lagi...

(Nulis ini sambil deg-degan...)

Comments

  1. ahaha ...

    memang begitu mbak, setan tidak suka jika kita beribadah pada Alloh

    barang siapa seorang suami yang melihat istrinya, lalu istrinya melihat suaminya, lalu berpegangan tangan ,,, maka akan rontok dosa2 yang dilakukan oleh tangan mereka ...


    nikmat Alloh sungguh besar
    itu hanya pegangan tangan, kalo sampe yang lainnya, maka tentu tubuh ini akan dimaafkan dosanya oleh Alloh

    ReplyDelete
  2. @ John, ma kasih komennya. Terus terang aku kacau beberapa hari ini, hehehe... Dengkulku lemes banyak ide tulisan tapi susah nulisnya. Barangkali kalo kepikiran sama seseorang gitu ya... @ John, ma kasih komennya. Terus terang aku kacau beberapa hari ini, hehehe... Dengkulku lemes banyak ide tulisan tapi susah nulisnya. Barangkali kalo kepikiran sama seseorang gitu ya...

    ReplyDelete

Post a Comment