Hidup itu ujian untuk menuju akhirat

(Speedy lagi ngadat dua hari ini, jadi nulisnya pake hape, mohon maaf gak bisa mengutip ayat al Quran secara lengkap)

Pemahaman bahwa hidup adalah ujian untuk ke akhirat sulit diterima oleh banyak orang. Karena membayangkan ujian tentunya seperti sekolah, mengurung diri untuk belajar, tidak kemana-mana, lalu nanti ada ujian dengan pengawas. Pokoknya ujian adalah sesuatu yang menguras mental, tenaga, mendebarkan dan tidak menyenangkan.

Tahun lalu waktu aku masih aktif di facebook, sukanya nulis di NOTES, ngebahas ini ada komentar antara lain "mosok ujian terus, emang gak ada istirahat", ada lagi komentar "di al Qashash ayat 77 firman Allah kejarlah akhirat tapi jangan lupakan dunia". Ada lagi blogger yang nulis tentang kisah temennya yang anaknya autis dengan kalimat "anak autis bukan ujian, itu tetap anugerah". Temen lain lagi ngetweet, dunia 50 persen akhirat 50 persen kayaknya masih kurang dirubah jadi 80 persen akhirat 20 persen dunia.

Sebegitu menakutkannya istilah ujian sampe banyak orang bersikap "ntar ah mikirin ujian hidup, mau bersenang-senang dulu". Bahkan yang suka mengutip al Qur'an pun membuat pembenaran dari ayat al Qashash ayat 77 ini.

Alkisah ada orang yang sakit parah tidak sembuh-sembuh. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menengok terus menanyakan kabarnya. Orang sakit ini mengatakan bahwa dia minta azab di dunia agar saat di akhirat bisa masuk surga. Terus dijelaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, doanya keliru, seharusnya minta kebaikan dunia dan akhirat.

Kebaikan di dunia adalah antara lain supaya sehat, rejeki yang cukup dan memuaskan (apa yang diharapkan tercukupi), dan segala hal dimudahkan Allah. Dalam segala hal dalam kehidupan selalu ditujukan untuk akhirat, bahkan laki-laki yang mencium istrinya dengan penuh kasih sayang itu juga ibadah, dosa-dosanya berguguran. Yang gak punya suami... Hmmmm (jadi sensi)... Iri juga sih ngeliat ada laki-laki begitu sayang pada istrinya. Seumur hidup aku belum pernah disayang suami secara tulus. Ada yang ngaku sayang sama aku tapi caranya keliru. Tapi itulah hidup, kejadian yang membuatku sedih membuat aku tambah giat belajar tentang Islam.

Back to topic, dari bangun tidur, sampai tidur lagi semua ditujukan untuk akhirat. Ujian tidak selalu menyeramkan, saat menyenangkan kayak jatuh cinta atau dapat rejeki juga ujian, ujian untuk bersyukur. Bahkan ada ayat al Quran menyatakan tidak usah berpikir terlalu serius tentang dunia, dunia itu hanya senda gurau saja (QS. Al Ankabut : 64), di akhiratlah kehidupan yang hakiki. Jadi kalo patah hati gak usah terlalu sedih, jatuh cinta lagi gak usah selalu senang. Tanggapi semua kehidupan adalah proses pendewasaan untuk lebih bijak. Selalu tenang, seperti air bergolaknya tidak berlebihan, cepat mudah untuk tenang lagi. Selalu mensyukuri ni'mat Allah, menghadapi orang lain dengan berseri-seri karena itu juga ibadah.

Semoga kita semua mendapat kebaikan dunia dan akhirat. Amin...

Comments