Mencuri start untuk ke surga

Kadang ada hal yang aku sesali adalah kenapa aku gak paham Islam dari dulu. Minimal pas aku kuliah, aku bergabung dengan Jamaah Shallahuddin di UGM untuk sering mendengarkan ceramah keagamaan. Kenyataannya aku memilih untuk bergabung dengan tim sofbol, paduan suara, band fakultas, dan beberapa aktivitas yang lain.

Bagaimanapun juga tidak usah ada penyesalan, karena setelah melihat banyak aktivitas, banyak macam manusia, banyak karakter cowok, semua malah jadi referensi tentang tulisanku. Suka berpikir, oh ada ya cowok model gini, model gitu, macem-macemlah. Jarang sih curhat sama cewek, banyakan pas kuliah jalan sama cowok suka makan bareng ditraktir ya gitu-gitu aja. Anehnya, begitu jauh dari aku mereka langsung dapat jodoh, cepet nikahnya. Beberapa dari mereka masih ngontak denganku secara baik-baik.

Sebagian besar temen angkatanku, sedang banyak-banyaknya penghasilannya. Duitnya banyak, mereka sibuk menikmati materi yang diraih. Sibuk bekerja dan sibuk bersenang-senang dengan keluarga. Hanya segelintir yang bener-bener mau belajar Islam. Aku minta maaf kalo aku milih mundur gak gabung dengan mereka sementara. Pertama karena aku sudah males keluar malem, lebih suka membaca referensi agama atau nulis. Kedua, aku sangat sensitif terhadap sikap marah atau mencela. Masih banyak belajar agar lebih tenang dan tersenyum walau mendengar guyonan saling mencela, yang katanya hanya sekedar guyonan jangan diambil hati. Ada hawa panas yang melingkupi mereka saat mereka saling guyon dengan mencela, seperti hawa panas dari neraka.

Aku salut dengan orang yang sejak muda sudah istiqomah dan terus bertahan hingga tua. Keponakanku yang masih kuliah diikutkan training ESQ oleh ayahnya dan sudah menikmati menjalankan Islam di jalan lurus sejak usia muda. Jadi karena pemahamanku tentang kehidupan baru muncul setelah di usia kepala 4, aku ngebut untuk banyak membaca dan menulis uneg-unegku di blog. Dibanding mahasiswa mahasiswi yang sudah lurus sejak muda, minimal aku sudah mencuri start dibanding temen-temenku seumuranku yang masih muter-muter antara kerjaan dan bersenang-senang. Ada yang bilang mereka baru mau hidup mencari ridho Allah setelah pensiun saja. Sekarang belum ada waktu dan tidak mau diusik konsentrasinya dalam hal mencari uang serta acara refreshingnya.

Masih banyak bersyukur pada Allah karena diberi kesempatan untuk mencuri start belajar dan mengamalkan hidup sesuai ajaran Islam dibandingkan kebanyakan temenku seumuran agar bisa melangkah menuju surga...

Comments

  1. :D mbak ami aku sering ketuker mau manggil ajeng kalau kesini karena menurut aku mbak ami mukanya agak mirip mbak ajeng gitu...
    blogger juga, seorang guru... mbak ami bisa tengok di ajeng's blog
    tulisannya juga bagus kyk mbak ami
    cuma beda gaya nulis aja

    ReplyDelete
  2. Semoga Allah memasukkan anda dan orang-orang tercinta ke dalam surgaNya, bahkan sebelum anda menutup mata semoga dihembuskan hawa surga itu ke dalam diri ruh hati sir zahir dan batin anda, Allah bersama anda....Dialah Allah kita semua....

    ReplyDelete

Post a Comment