Menjadi orang baik atau muslim yang baik

Semua orang tau bahwa kita seharusnya jadi orang baik. Istilah orang baik itu kayak di film jadul Catatan di Boy, baik hati, ramah dan tidak sombong. Kadang ditambah dengan istilah rajin menabung. Tapi istilah itu hanya guyonan belaka, ramah pada siapa, yang ditabung apa, tujuannya untuk apa.

Selama ini banyak orang yang menabung lalu uangnya dihabiskan untuk lebaran, karena itu saatnya berpesta. Makan enak, baju baru, ngumpul dengan keluarga. Semacet apapun jalanan tetap dijalani. Fenomena lain, banyak barang disekolahkan. karena rumah ditinggal, sekalian aja TV, motor, dan entah apalagi masuk Pegadaian. Rasanya menyenangkan ya jadi orang baik, ramah dan tidak sombong, banyak membagikan uang ke yang lain saat lebaran.

Menurut Islam, silaturahmi memang perintah dari Allah. Allah mengawasi hubungan antar manusia, hanya saja Islam tidak mengajarkan yang berlebih-lebihan. Baju bagus oke, tapi apa harus baru? Apa mesti kalap beli baju baru satu lusin? Lebaran tahun ini aku memutuskan tidak membeli baju baru, hanya ingin tahu rasanya, baik-baik saja tuh. Masih bisa bersalam-salaman, tanpa ada yang komentar "ini baju lama ya". Padahal kalo aku mau aku punya uang cukup untuk beli beberapa baju baru. Tapi ini bukan prinsip, barangkali tahun depan aku beli baju baru untuk lebaran, tapi kan gak usah beli banyak-banyak, secukupnya sesuai keperluan, kalo ada uangnya.

Muslim yang baik lebih dari sekedar orang baik. Karena perbuatannya ditujukan pada Allah, atau ikhlas. Ikhlas tidak hanya sekedar rela berbuat baik, tapi juga ditujukan pada Allah, sederhana saja yaitu saat melakukan perbuatan baik dengan mengucapakan basmalah atau "Bismillah". Perbuatan baik yang ikhlas akan mendapat banyak pahala, bahkan membuka pintu rejeki, jadi enteng rejekinya. Berbagi uang pada orang yang membutuhkan dengan ikhlas, akan dibalas oleh Allah, hati tenteram, dan bila membutuhkan sesuatu akan ada yang membantu. Ikhlas sendiri jadi masalah, ada orang bisa mengatakan, hatiku belum nyampe, aku belum bisa ikhlas. Ikhlas itu usaha terus menerus, tidak hanya satu kali. Jadi jangan suka protes pada Allah, aku sudah bantu orang kenapa belum diberi ketenangan batin. Aku sendiri baru memahami kata ikhlas, dan masih berusaha untuk selalu menjaga keikhlasan setelah berumur 40 tahun. Aku berharap yang lain bisa memahami kata ikhlas pada umur jauh lebih muda dariku.

Muslim yang baik juga sangat mempercayai hari akhir, bahwa manusia akan mendapat imbalan setimpal di akhirat sesuai perbuatannya di dunia ini. Siapa yang menyakiti hati orang lain, maka saat di akhirat akan disiksa di neraka. Tapi Allah Maha Pengampun, bila mau bertaubat, maka dosa itu dihapuskan. Tidak hanya sekedar istighfar, tapi juga intropeksi, menyesal, tidak mengulangi, memperbaiki ibadah, meminta maaf pada orang lain dan mau memaafkan kesalahan orang lain seberat apapun.

Muslim yang baik akan berusaha mengikuti ajaran Islam yang benar, walau sulit, hanya sulit di awal saja, lama-lama juga terbiasa. Pake kerudung misalnya awalnya gak nyaman, rambut rontok, serba salah, baju cantik gak bisa make, kalung emas gak kelihatan, rambut indah tergerai juga tidak bisa dipamerkan lagi. Datang ke pengajian juga gak nyaman, ngantuk, gak ngerti maksudnya apa, banyak kehilangan teman gaul, pokoknya rasanya gak enak banget. Nanti pembenaran yang muncul adalah "emangnya aku gak boleh pamer pahaku yang mulus, rambutku yang indah, dan gak boleh bersenang-senang, belajar agama itu bikin sumpek, lagian pake kerudung itu sama sekali gak praktis".

Ada hal yang dimiliki oleh muslim yang baik yang tidak dimiliki orang baik, yaitu ketenangan. Muslim yang baik memang tidak banyak ketawa ngakak, tapi hatinya tenang. Mendekatkan diri dengan Allah akan membuatnya percaya, bahwa semua masalah akan bisa dipecahkan, bisa keluar dari lingkaran setan. Dan itu janji Allah, karena orang beriman dan ikhlas sulit diganggu oleh setan.

Semoga kita semua tidak hanya jadi sekedar orang baik, tapi juga muslim yang baik. Muslim yang baik percaya akan adanya hari akhir, dimana semua perbuatan baik yang ikhlas berhak mendapat kenikmatan di surga, sedangkan bagi yang melakukan perbuatan jahat dan belum bertaubat akan mendapat siksa di neraka. Rahmat Allah akan membuat orang yang punya keimanan sekecil apapun bisa dinaikkan ke surga, hanya mesti menunggu jutaan tahun di neraka...

Comments

Post a Comment