Seberapa penting ngeblog buatku

Sepertinya ada beberapa kejadian ke diriku sepenting apakah ngeblog itu buatku. Ngeblog adalah tempat aku belajar dan sharing, tapi bukan segala-galanya.

Ditekan beberapa orang dengan kalimat senada "ngeblog tidak ada manfaat", "ngeblog hanya untuk orang berpandangan keliru", "menulis di blog hanya akan membuat masalah".

Aku perlu mengulang kembali cerita masa di awal aku ngeblog. Waktu itu gunung Merapi meletus. Aku terkurung di rumah yang ada fasilitas wi fi dan sebuah macbook berumur 10 tahun.

Aku memutuskan menulis tentang apa itu ridho Allah, ikhlas, syukur, sabar, iman, takwa, neraka, surga dan pandangan Islam tentang puasa, sedekah dan seterusnya.

Ngobrol dengan seorang blogger, kasih saran coba cerita aja, biar mudah diterima orang tidak dengan yang bahasa baku.

Setelah Merapi meletus mulailah aku menceritakan petualanganku mengunjungi beberapa posko Merapi dan menyumbang di sana. Ada juga acara jalan-jalan ke Lava Tour Merapi. Ke Jakarta, ke Bogor, ke Bandung.

Setelah aku mulai mengerti sedikit-sedikit tentang firman Allah, ada banyak hal yang membuatku kaget. Yang pertama, memori saat sebelum balik ke Jogja 2009 terbuka. Kedua, banyak sekali kesalahan penganut Islam tentang cara menjalani hidup dan ibadah. Ketiga, ternyata aku pernah dalam pemikiran yang sangat keliru yang membuat aku menyesal. Keempat, menyadari ada orang-orang yang mengaku orang baik dan muslim taat di suatu kota daerah Jawa Barat telah memperlakukan aku serta mempengaruhiku hal yang bertentangan dengan firman Allah di Al Quran. Kelima, Islam mengajarkan dalam kondisi apapun tetap bersyukur dan membantu orang lain. Keenam, sepedih apapun masalalu mesti diambil hikmahnya, hal baiknya dan tidak diingat lagi lukanya, dan seterusnya.

Banyak hal yang kupelajari dengan ngeblog. Aku mempelajari suatu topik lalu dijadikan suatu ringkasan pembahasan.

Hal yang unik aku jalani selama ngeblog adalah, bila ada blogger yang berkeluh kesah dalam tulisannya aku ajak chat, tanyain apa masalahnya. Sampai ada yang aku doain setelah shalat. Ternyata aku jadi ikutan sedih bila ada yang menggalau.

Seorang temen bijak menyarankan bila membantu mensupport orang lain jangan ikut terjebak dalam kesedihan. Merasakan kesedihan boleh untuk sesaat, tapi jangan sampai larut.

Tidak semua mau menerima pendapatku, ada yang malah muak denganku. Apakah muak, ilfil seperti salah satu komentar di blog ini. Dan perilaku negatif dari orang lain adalah respon wajar untuk seseorang yang sedang belajar meningkatkan keimanan.

Mereka yang bersikap negatif padaku bukan orang yang tidak paham Islam, malah penulis kisah inspiratif, ada juga yang mengaku orang baik, atau yang rajin ikutan acara berkeliling masjid. Orang Islam sendiri saling bertikai masalah pemahaman, ilfil denganku, padahal seharusnya orang beriman itu bersaudara dan saling mengingatkan kebaikan. Ada yang tidak bisa terima dikritik.

Ternyata menjalankan hidup seperti yang terkandung di Al Quran tidak mudah, bahkan dijauhi orang Islam sendiri. Menunjukkan bahwa di dalam persaudaraan muslim yang beriman saling bertikai, padahal seharusnya sanggup menerima kritikan dan saling mengingatkan.

Jadi sadar, hanya sedikit sekali manusia untuk bisa langsung masuk surga. Bahkan aku yang berusaha terus belajar tentang Islam, mengamalkan merasa masih jauh dari benar.

Ngeblog adalah tempat pembelajaran buatku untuk memahami firman Allah, tapi tentu saja dunia nyata adalah tempat pengamalan dan itu lebih penting...

Comments

  1. kalo saya belum terlalu banhyak pengalaman mbak,
    blogging aja bru setahun, hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment