Hindari marah, sekalipun dalam hati

Bicara soal marah, beberapa hari ini aku marah-marah. Dan beneran, kalo marah-marah tulisan kita jadi gak terkontrol, dan membuat kita menyesal dengan apa yang kita tulis. Dampaknya ada blogger marah-marah sama aku, aku disemprot habis-habisan, minta maaf sepertinya juga percuma, dia gak terima.

Dulu malah aku pernah bikin blog khusus marahin satu keluarga yang menurutku memperlakukan aku gak bener. Kira-kira yaaah... aku pernah tinggal di situ tapi soalnya aku gak nyumbang belanja gak boleh ikutan buka puasa pas Ramadhan, padahal mereka keluarga mampu dan uang belanjaku pas-pasan. Sekarang aku berubah pikiran, aku kasian deh sama mereka. Apalagi barusan aku dicritain ada adik dari almarhum suami ibu pemilik rumah, tinggal ke sana malah disia-siain. Aku bantu orang yang sudah tidak ada hubungan keluarga ini, gak banyak sih beberapa ribu rupiah beberapa kali dalam bentuk pulsa, soalnya aku sendiri yang nawarin. Kasian banget, keluarga dekat, sedang kesusahan, malah disemprot dikata-katain nyusahin di keluarga ini.

Aku juga menyesal sampai komen di  blog temenku (pake moderasi) berhalaman-halaman. Mungkin lebih panjang dari postingannya, hehehe... Soalnya dulu aku sering chat dengannya, sempet liat fotonya, eh sekarang memutuskan anonim dengan foto wajah tanpa ekspresi. Beberapa tulisan di blog ini terinspirasi dari masalahnya, masa lalu yang kelam, taubat, patah hati, mencari ketenangan batin, berusaha mengikhlaskan, memaafkan... banyak juga ya, sepertinya rekor seorang blogger yang menginspirasi aku banyak tulisan.

Aku sendiri merasa jauh lebih beruntung dari dia, karena aku sempet mengalami amnesia, gara-gara tekanan begitu berat dari suatu keluarga yang demi memperjuangkan nama baik, sayang dengan uangnya, tega menyakiti hati orang lain. Walaupun aku sempet nulis postingan tentang keluarga ini, tapi aku tidak marah, aku cuman kaget aja soalnya aku baru sadar betapa aku telah dijahati sedemikian rupa. Ini ada cuplikan postinganku, linknya di sini dan komentar di blog  Keven Keppi dia nulis tentang pacaran



Di postinganku tentang memaafkan, ini linknya Islam mengajarkan agar memaafkan seberat apapun, di  sini aku menulis Islam mengajarkan agar kita selalu bisa memaafkan, mendoakan demi kebaikan, lalu tawakkal. Kalo orangnya jahat ya pokoknya doakan demi kebaikan, tidak usah berhubungan lagi daripada berabe. Kecuali pihak sana menunjukkan iktikad baik, itupun juga mesti berhati-hati. Ketauan kok mana yang bener-bener menyesal atau hanya lip service, kalopun masih sulit untuk melihat orangnya beriktikad baik atau tidak, bertawakkal, serahkan semua pada Allah.

Sudah watak manusia punya kemarahan, tapi menurut Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam, orang kuat adalah orang yangsanggup untuk tidak melampiaskan kemarahan. Selain itu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda bahwa ilmu untuk mendekatkan ke surga adalah jangan marah. Dan karena kalo bisa tidak hanya perbuatan kita bisa meredam amarah, tapi juga hati kita supaya selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain. Karena Allah yang akan mengatur segala sesuatunya, orang yang jahat pasti diberi kejahatan setimpal, sebaliknya kita akan mendapat pahala besar bila memaafkan dan mendoakan demi kebaikan walau orangnya tidak berubah sekalipun. Bicara masalah hati, apapun yang terjadi, saat kita meninggal nanti, Allah akan melihat manusia bukan dari wajah dan harta tapi dari HATI dan AMAL PERBUATAN.

Allah berfirman
“Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
"Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah" (HR Bukhari Muslim)

Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. (HR. Muslim)

Comments

  1. semoga kita tetap bisa menjaga hati kita.
    "Hati-hati dengan Hati"

    ReplyDelete
  2. sesuatu yang saya anggap sebagai ciri dari islam adalah memaafkan. yahudi menekankan pembalasan, nasrani belas kasihan dan islam diantara keduanya.

    ReplyDelete
  3. kalo saya sih mbak, emang gak pernah cerita soal keluarga di blog. Pamali. sejelek2nya mereka, rasanya ga etis aja diumbar di blog. :)

    ReplyDelete
  4. aku kadang juga bawaannya mau marah melulu, di fb dulu misalnya aku suka komen dgn menambahkan kata seperti #bacok

    tapi makin lama aku kok merasa itu bukan diriku, sekarang aku lebih banyak diam

    kalau posting aku selalu mikir dulu "kata" yg tepat

    ReplyDelete

Post a Comment