Inspirasi tulisan karena under pressure

Sebetulnya aku sedih kalo mesti menyinggung seseorang di blog. Blog ini renunganku sendiri dan aku mencoba untuk tiap kali memperbaiki cara menulis, berusaha tidak sebut nama lagi. Tapi selalu saja bila ada tekanan malah inspirasi tulisan yang muncul banyak banget. Waktu ada yang ngatain aku munafik, aku nulis topik tentang pertaubatan. Tentang keikhlasan dengan senyuman. Baru saja ada yang ngatain aku tidak punya adab kasih nasehat, eh... ujung-ujungnya menekan aku ngatain aku naksir sama blogger yang aku kritik, padahal dia belum tentu mikirin aku. Hehehe... jelas-jelas aku bilang bahwa tadinya aku terkesan dengan niat hidupnya yang istiqomah, tapi sekarang enggak lagi.

Belakangan aku mengkritik blogger yang tulisannya cenderung ke arah konflik konspirasi, bersikap misterius, anonim. Blogger ini pernah bilang di blognya bahwa komentar ke tempatnya hanyalah basa-basi saja jadi kolom komentar ditutup. Juga pernah nulis di blognya bahwa dia sudah malas blogwalking ke blog yang tidak ada ilmunya. Dari emailnya aja diberi nama serem kira-kira berarti menyanyikan lagu kematian, sepertinya hidupnya sudah gelap dan tidak ada rasanya lagi.

Ada tulisan blogger ini tentang makanan di suatu resto cepat saji mengandung racun (nama resto yang terkenal ini jelas-jelas disebut), terus kiai-kiai yang tidak sepaham dengannya disebut namanya dengan judul yang menurutku kasar. Sebetulnya masalah makanan di resto cepat saji harusnya pihak berwenang yang patut menuliskan hal ini, apalagi MUI sudah menetapkan halal. Bila ada keresahan berkaitan dengan tulisannya, bisa jadi dia dituntut. Tapi yang aku tangkap, menurutnya dia ingin menyebarkan informasi bermanfaat padahal itu bisa jadi malah meresahkan. Entahlah, aku sampai berpikir apa ini termasuk mengadu domba karena menulis hal yang bukan bidangnya dengan topik yang bisa meresahkan pembacanya. Dan mengadu domba bisa membuatnya mendapatkan azab kubur yang perih.

Perubahahan watak yang tadinya ramah, jadi hampir tidak pernah blogwalking, apalagi menyapa teman-temannya yang tadinya sering dikunjunginya memang mengherankan. Biasa, banyak yang merasakan itu sedangkan yang bersangkutan tidak menyadari sama sekali. Aku liat dia sekarang pilih-pilih teman hanya berkunjung ke blogger yang dianggapnya tulisannya berkualitas, terutama pengarang buku atau puisi dengan bahasa berbobot.

Yang mengherankan lagi adalah temannya malah menekan aku begini begitu, menyuruh aku menghapus postingan kritikan itu, padahal aku mengkritik temannya bukan dia. Katanya netral, ingin mendamaikan, tapi sangat kentara kalo dia berpihak pada blogger yang aku kritik. Tekanan untukku, tapi malah membuatku menemukan beberapa pemahaman baru dan inspirasi tulisan, seperti postingan sebelum ini.

Dan sekarang aku berdoa, aku berharap, ya Allah, semoga lain kali bila ada inspirasi tulisan karena kejadian yang membahagiakan, bukan karena ada kejadian orang ditekan hingga bisa membuat luka. Semoga...

Comments

  1. mungkin dia juga sedang mencari kebenaran itu mbak, sama-sama berjuang mendapatkan ridho Allah

    lalu dia memilih berbagi ilmu Islam, dengan cara yang ini, sedang mbak dengan yang berbeda

    Amal ibadah kita tergantung niat juga kan mbak, soal caranya benar atau tidak, Allah lebih mengetahui

    ReplyDelete
  2. inilah serunya perbedaan, saling berbagi dan mengerti membuat seseorang semakin tinggi. Yang jelas bukan tinggi hati.
    saya sering merasa apa salahku ya, dalam memberi koment kok ada perasaan yg saya komeni gak suka.

    ReplyDelete
  3. ya mungkin itulah fenomena dunia blog yg begitu kompleks, banyak teman yg sepaham dgn tulisan kita tapi tidak sedikit juga yang punya beda pendapat dlm tema tertentu. Dari situlah muncul sebuah pelajaran hidup. Buat lebih di ambil positifnya sih beda pemikiran atau beda pendapat kita ambil positifnya saja. Met malam :)

    Hidup kita tdk akan menemui ilmu baru jika hidup kita selalu di kelilingi oleh orang orang yg setuju dengan kita...

    ReplyDelete
  4. @R10 perbedaan karakter lembut dan keras tetap perlu toleransi yang tinggi. Menurutku sih, blogger ini baiknya memisahkan tulisan keras dan candaan. Lebih baik lagi yang keras anonim dengan email berbeda dari tulisan ringan. Tapi itu jalan yang dipilihnya. Pilih-pilih teman dan mudah ditelusuri pihak terkait bila ingin menuntut.

    Teman-teman lamanya yang penulis amatir memang bertanya-tanya, kok ilang, ternyata ingin menerbitkan buku jadinya bergaul dengan penulis pro.

    Bagaimanapun bersikap rendah hati, ramah, terbuka, suka menolong akan memudahkan hidup kita

    ReplyDelete
  5. @Mr Nyariadi, akhirnya manusia akan terkotak-kotak bergaul dengan yang cocok. Kalo komentar kita bikin illfeel penulis, berarti bukan penulis berjiwa besar yang ingin memperbaiki tulisannya. Manusia berjiwa besar akan berterima kasih dikritik, walau belum tentu kritikan itu diterimanya

    ReplyDelete
  6. @Yayack, kamu pernah komen di blognya, hehehe. Aku pernah chat dan dia cerita tentang kepedihan hati, dan rasa tidak nyaman karena indra ke6nya.

    Baiknya dia bikin blog lain untuk lampiaskan pada "musuh-musuhnya". Aku hapus postinganku yang marah2 karena tadinya ingin tuntut secara hukum tp gak jadi tp sempat diingatkan jangan nyerang orang di blog bisa balik dituntut pencemaran nama baik.

    ReplyDelete

Post a Comment