Proses sakratul maut yang lama dan menyakitkan, naudzubillah min dzalik

Salah satu kejadian yang gak akan aku lupakan adalah pertama kali aku pindah di Jogja pertengahan tahun 2009, aku sempet dijodohin oleh temenku. Hehehe... jadi malu. Temenku cowok ini masih jomblo dan super duper pemalu. Gak ada yang kurang dari dirinya agar wanita tertarik padanya. Punya usaha mapan, baju mahal-mahal dan keluarga kaya raya.

Sempet sebulan aku jalan sama dia, aku dalam keadaan canggung, dia juga #jadimalu. Kebetulan pas itu bulan puasa, jadi cuman muter-muter aja gak jelas. Dia nunjukin rumahnya yang dikontrakkan, cerita bahwa dia sayang anak-anak, sayangnya dia gak pernah shalat selama ini, boleh dibilang setahun hanya beberapa kali bahkan Jum'atan saja enggak. Alasannya, dia dididik secara Kejawen oleh orangtuanya.

Aku pikir dia benar-benar mau bertaubat, mau belajar Islam dan akan rajin menjalankan shalat. Apalagi dia cerita almarhum Bapaknya kena stroke dalam jangka waktu lama. Dan paling menyedihkan adalah proses sakratul maut yang lama sampai berhari-hari, hingga akhirnya memanggil guru spiritual. Anak-anaknya disuruh guru spiritual ini shalat, dengan aturan begini begitu. Akhirnya Bapaknya meninggal juga.

Ternyata setelah bulan Ramadhan, saat Idul Fitri bukannya minta maaf menemui aku malah menghilang. Aku sampai kebingungan. Banyak melakukan hal yang bodoh. Aku telpon sana sini ke temen-temenku yang aku anggap mengenalnya. Ternyata aslinya dia sangat introvert, menutup diri.

Dulu memang aku sangat kalut saat dia menghilang, butuh waktu lama untuk menenangkan diri, hampir setaun lamanya. Padahal tidak ada komitmen dan baru sekedar ngobrol dari hati ke hati. Aku sampai dijauhi banyak temanku karena sikapku yang "aneh". Tapi sekarang, aku jadi paham, bahwa mengenal dia adalah suatu pembelajaran. Supaya aku selalu memurnikan tauhid, tidak terpengaruh dengan ilmu spiritual versi ini versi itu. Biarlah dia menemukan jalannya sendiri.

Aku rasa temenku yang ini masih beruntung karena keluarganya masih berada, ada temenku lain bapaknya kena stroke, hartanya habis dijual untuk biaya pengobatan, padahal tadinya kaya raya, hidup berlebihan. Hidup memang seperti roda, bisa di atas bisa di bawah. Uang tidak bisa membeli kematian yang tenang, hanya uang yang banyak disedekahkan akan membawa manusia meninggal dengan tenang agar akhirnya berada di sisi Allah...

Baca  juga Sunan Kalijaga vs Kejawen

Comments

  1. sebenaranya sya sudah tersadarkan dari kemarin2, buat kita2 jg, mumpung msh sehat, msh muda, msh punya banyak waktu, msh muslim dan msh sehat pikiranya dan adakalnya bsa lbh bermanfaat kalo semuanya itu di gunakan utk hal2 yg lbh pda menimbun buat investasi akhirat.

    Sakratul maut sedikit menandakan bagaimana kehidupan dia semasa hidupnya. Ada yg tersedak sambil ngorok spt kambing di sembelih dan ada jg yang halus layaknya spt mencabut benang yg basah tergantung amal ibadahnya.

    ReplyDelete
  2. yang sakratul maut bapaknya cowok ya ning ?.
    orang introvert perlu sebuah kesabaran yang ekstra guna memahami.
    salam BW

    ReplyDelete
  3. @ Yayack, herannya, orang ini malah menganggap agama gak penting banget, kakaknya malah ada yang pindah nasrani, aneh.... ternyata dalam suatu peristiwa bisa berbeda persepsi ya

    ReplyDelete
  4. @ mr Nyariadi, hehehe... introvert itu artinya menutup diri, ada yang banyak bergaul tapi menyembunyikan perasaan. cenderung tidak jujur pada diri sendiri, menutup-nutupi apa yang dirasakan. setauku sih...

    apa mereka tidak paham kehidupan,yah.... masalahnya kita butuh kejujuran dalam kehidupan ini. Orang yang tidak aneh-aneh hidupnya tidak segan untuk bersikap jujur

    btw, cuman deket sebentar kok. ketemu siang, malam dia nemenin mamahnya buka puasa. emang sih chatnya semalaman... sampai kurang tidur segala, hahaha....

    ReplyDelete
  5. Hiyyy ..syereemm..!

    Untung Mbak Ami sudah lolos dari jejaring setan pada orang-orang sedemikian.. alhamdulillah..

    Mungkin buat orang lain pendapat saya ini tidak bersahabat, tapi itulah kebenarannya:
    kejawen? NO WAY!! :D

    ReplyDelete
  6. @ Muxlimo, pada dasarnya kita berteman dengan siapa saja. tapi bersahabat dekat hanya yang sholeh, dan Islamnya lurus. aku sendiri gak ngerti, enaknya dimana sih punya ilmu aneh-aneh. senengnya cuman sesaat. pernah juga kenal dengan model yang punya ilmu aneh-aneh gitu sih, belakangan malah jadi stres gak jelas...

    ReplyDelete
  7. Iya, Mbak.. adapun kekasaran saya pada orang2 sedemikian itu juga mengikut petunjuk Quran dan sunah.. sayang sekali banyak muslim yang tidak menyadari itu dan memandang buruk sikap keras saya pada golongan yang menebarkan kebencian yang mengerikan pada Islam.

    btw, kok gak diakifkan widget followernya, Mbak.. ?? Saya jadi kesulitan ngikutin update blog ini dan blog satunya,,

    blog ini sudah saya "pinang" di widget COOL COLOURS di blog saya.. hehehe...

    sayang sekali, blog Mbak yang Mengharap Ridho Allah RSS Feednya eror, jadi gak bisa dimuat di widget itu juga.. :(

    ReplyDelete

Post a Comment