Pembawa kebenaran

Membayangkan ke Bali akhir tahun ini membuatku gak konsen di kerjaan. Sampe segitunya ya. Padahal masih ada raker, bikin kurikulum mingguan, bulanan. Kadang memang suka kebayang hal tidak menyenangkan dalam hidup ini. Melihat kurikulum kok kayak nyesek, padahal itu sudah tugasku. Udah tau, kerjakan secepatnya lalu abis itu bernapas lega. Godaan itu adalah bertentangan antara pikiran dan hati. Lagi-lagi sebetulnya kita sudah tau sebaiknya gimana tapi berat memulainya. Kalo nulis di blog sih udah kayak sambil setengah merem. Udah ada ilham, setengah bobok juga bisa nulis. Tapi nulis kurikulum? Seharian bawa kertasnya doang, masih belum sanggup ngetiknya.

Sudah prolognya ya, ngomongin tentang pembawa kebenaran, aku ingat satu kalimat penjelasan dari Quraish Shihab, bahwa ada sekelompok kecil manusia di dunia ini yang akan berusaha menjadi pembawa kebenaran. Ilmu Islam yang dipahami seharusnya tidak hanya disimpan untuk diri sendiri, tapi juga disebarluaskan. Dan siap-siap menjadi manusia yang tidak gaul, qiqiqiqi....

Tidak gaul di mata manusia lain, tapi hati bisa tentram dan damai karena bisa merasakan rahmat atau kasih sayang Allah. Makan ini disyukuri, makan itu juga disyukuri. Rejeki banyak atau sedikit semua disyukuri. Banyak mengucap Alhamdulillah. Bila ada yang kesulitan mencoba ditolong karena berharap kebaikan bagi semua orang. Bukan masalah meyakini Miracle of giving atau keajaiban sedekah, tapi karena senang melihat orang lain bahagia. Dan Insya Allah akan ada kejutan menyenangkan dari Allah.

Emang suka terbawa emosi dengan tulisan sendiri, suka dibaca berulang-ulang terus mendesah, Ya Allah, Ya Allah... sedih banget waktu membaca blog tentang jihad yang mengajak peperangan. Ada kalimat di situ "serangan WTC 911 yang membawa berkah". Video yang menggambarkan latihan perang. Tulisan tentang selalu mengamalkan Al Qur'an dan hadits. Tapi kenapa sekelompok ekstrimis muslim ini menyerukan jihad dengan peperangan dan menganggap bahwa bom bunuh diri itu membawa keberkahan?

Anehnya ternyata Osama bin Laden yang dijadikan pemimpin, ternyata setelah aku usut di internet, sudah meninggal sejak tahun 2001. Semua foto dan videonya adalah sebelum tahun 2001. Setelah tahun itu, hanyalah aktor, apalagi yang tadinya janggutnya keputihan kok malah jadi hitam. Ada yang menunjukkan bukti pidatonya yang divideokan hanyalah animasi saja, atau diganti aktor lain yang sepintas mirip yang sanggup menirukan suaranya.Tentunya gambarnya kabur.

Kadang bertanya, bagaimana sih pembawa kebenaran yang baik dan benar. Apakah dengan mendukung peperangan atau mendukung perdamaian. Apakah membantu Palestina dengan bom bunuh diri atau bergabung dengan kelompok kemanusiaan. Atau sesuai dengan kamampuan kita, sesuai ilmu kita, dengan mengutamakan keluarga dulu, atau menurut Islam menjaga silaturahmi.

Semua petunjuknya ada di Al Qur'an tentunya, Allah mencintai manusia yang bertakwa. Yang mendirikan shalat, membayar zakat. Memperbaiki hubungan vertikal dan horizontal. Tentang berperang, ada hadits menceritakan tidak semua yang berperang itu masuk surga. Ada kisah seorang yang berperang tapi karena ingin disebut pemberani tidak benar-benar ikhlas ternyata tidak masuk surga, malah jadi penghuni neraka. Atau seseorang yang terluka tidak sanggup menahan sakit menusukkan pedangnya ke tubuhnya untuk bunuh diri ternyata masuk neraka.

Pembawa kebenaran ternyata memang hanya sekelompok kecil saja dari manusia di muka bumi ini. Bahkan konon, bila tidak ada lagi manusia yang shaleh dan beriman, maka bumi ini diluluhlantakkan oleh Allah. Bagi yang banyak bicara tentang Islam tapi tidak diamalkan hanya di mulut saja, malah termasuk mempermainkan agama Islam. Bagi yang masih mempermainkan ajaran Islam, Allah tidak akan mengampuni dosa-dosanya walau dia bertaubat.

Ada orang yang bangga menjadi orang jahat, dengan menunjukkan penampilan seperti tukang pukul. Atau ada yang bersikap seperti orang baik, padahal mengarahkan orang lain agar melalaikan ibadah secara halus. Bagaimana jika seorang yang mengaku taat ajaran Islam tapi berteriak-teriak agar melakukan kerusakan, mengajak berperang, membunuh orang lain, atau membunuh dirinya sendiri. Yang membuat orang Islam cinta damai disamaratakan seperti Islam kaum ekstrimis, dipersulit urusan imigrasi di beberapa negara atau dikucilkan di kotanya terutama di negara-negara barat.

Pembawa kebenaran akan berusaha memperbaiki diri, bicaranya dikoreksi bila ada kesalahan. Tapi memang, masalah tidak akan gaul lagi itu sudah jadi resiko. Siapa yang suka kalo di grup lucu-lucuan BB dia hanya komentar, Subhanallah, Astaghfirullah atau Allahu Akbar. Dan berusaha memperbaiki diri bila bahasanya kasar, karena bahasa halus lebih mudah diterima di kalangan banyak. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam hanya bicara baik atau diam. Aku sendiri masih belum bisa seperti itu, masih suka curhat keceplosan ke orang lain kalo ada yang mengganjal. Gimana yah, masih suka kebayang dimarahin si ini yang jaim banget kayaknya bijak padahal aslinya berangasan. Atau kebayang ajakan hedonis orang yang mengaku relijius. Kalo aku bisa memaafkan mereka tentunya semua gak akan jadi masalah, bekasnya hilang.

Belajar untuk bisa menyampaikan kebenaran dengan lebih baik, memperbaiki diri, selalu memaafkan orang yang meyakiti hati. Paling sakit adalah dijauhi dengan sesama pembawa kebenaran, walau curiga juga, seharusnya pembawa kebenaran itu saling mensupport, bisa jadi pembawa kebenaran yang menjauhi aku itu berdoa ke Tuhan yang berbeda, soalnya pemahaman Al Qur'annya lain. Untungnya masih banyak yang mensupport walau kehilangan beberapa karena perbedaan pemahaman. Bila mengikhlaskan, pasti akan mendapat ganti lebih baik.

Semoga aku bisa menyampaikan kebenaran tentang Islam dengan lebih baik. Memperbaiki hatiku, selalu berdzikir kepada Allah. Memaafkan orang lain tanpa bekas, bersikap obyektif tidak subyektif. Dan berusaha mencari bekal akhirat sebanyak-banyaknya di jalan Allah dengan jalan yang benar. Semoga Allah selalu menunjukkan jalan yang benar padaku, aaamiiin...

Comments