Tulisan tentang sakratul maut yang membuatku menangis

Mbak Erwin memposting tulisan tentang sakratul maut, ini linknya Dahsyatnya proses sakratul maut . Aku juga pernah menulis tentang roh yang harum bila dia seorang yang shaleh, dan berbau busuk bila dia zalim. Tulisan tentang roh ini mengilhami aku untuk menuliskan ada seseorang yang menyebar bau busuk kemana-mana dengan mencaci-maki, menyepelekan teman-teman bloggerku. Dampaknya dia membuatkan aku blog khusus berjudul namaku ditambah kata munafik.

Sampai kemarin orang ini masih rajin bertandang di blog ini, atau blogku yang lain sekedar mengeluarkan kata-kata menyakitkan hati (maksudnya), tapi aku tidak sakit hati padanya. Aku kasiaaaaan pada ROH****** aka M***** ini. Tidak hanya hukuman di akhirat, tapi juga siksa dunia dipercepat oleh Allah. terserah dia percaya padaku atau enggak. Dia mau bikin 10 blog tentangku pun, rasanya malah mempercepat penderitaannya di dunia ini.

Orang-orang tidak tau, bahwa aku kadang menangis bila ada teman bloggerku yang sedih, aku berharap mereka ceria lagi. Tidak hanya zalim, memutus silaturahmi juga dipercepat siksa dunia oleh Allah. Saat ada orang marah kepadaku, menyindir agar aku tidak menitip link di komunitas blogger yang dibuatnya, gambaran kejadian menyedihkan menimpa padanya melintas di kepalaku. Aku membuat postingan betapa pentingnya saling memaafkan menurut Islam. Sahabatnya telah membacanya dan berkomentar, aku harap telah menyampaikan padanya. Hanya itu yang aku sanggup lakukan karena, toh aku tidak bisa memaksa orang seperti mauku. Allah yang akan memberi teguran bila ada yang memutuskan tali silaturahmi, sebagai bentuk kasih sayang Allah untuk mengurangi dahsyatnya sakratul maut, siksa kubur dan siksa akhirat.

Lalu ada blogger lain yang paling sering masuk mimpiku, semoga Allah menunjukkan yang terbaik baginya, seperti harapan-harapannya. Agar bisa memotivasi orang lain bahagia, berani mewujudkan mimpi-mimpinya, pastilah dia telah berhasil mengatasi rintangan mensyukuri setiap kejadian yang menimpa dirinya. Selalu menyambung silaturahmi karena akan meluaskan rejeki, dan berani ambil resiko untuk menolong orang lain.

Aku ternyata masih belum cukup sabar untuk menghadapi semuanya, masih kasihan pada orang yang tega menzalimi orang lain, sudah berusaha menyerahkan semuanya pada Allah masih teringat lagi. Sehingga tulisan ini benar-benar subyektif.

Hidup ini hanya sebentar, kenapa ambil resiko untuk memuaskan hawa nafsu sesaat, apalagi tega menyakiti hati orang lain. Kenapa tidak ambil resiko untuk membahagiakan orang lain, mudah memaafkan, mudah meminta maaf. Berusaha melakukan hal yang baik dengan cara yang baik. Belajar untuk sabar sehingga Allah menemani kita agar jalan kita dimudahkan walau melewati jalan berliku dan bukit terjal. Jalan pintas untuk mendapatkan keinginan adalah dengan memaksa, mencaci maki bila tidak suka dengan seseorang. Sedang jalan yang lebih sulit adalah dengan menahan diri, sabar, mendoakan kebaikan pada yang menjahati kita, dan Insya Allah, jalan terang dari Allah akan muncul.

Tulisan penuh dengan emosi jiwa lagi, sepertinya aku masih harus belajar untuk lebih sabar lagi ya...

Comments

  1. kalau ada yg meninggal aku suka membayangkan "proses" yg sedang dijalani jenazah saat itu

    *proses gaibnya, bukan pross tata cara penguburannya

    ReplyDelete
  2. biarin aja mbak kita disakiti,kalau kita ikhl;as menerimanya itu bisa jadi pahala buat kita,dan dosa kita bisa pindah ke dia,dan saling memaafkan itu indah.

    kalau membayangkan sakaratul maut saya suka ngeri nyampe gak bisa tidur,itu kenapa ya mbak?apa saya banyak dosa,,

    ReplyDelete
  3. ayo... mbakku... kita selalu dan selalu muhasabah diri, nggak usah ngurusin orang lain.yang penting berbuat baik pada mereka.
    aku sering disakiti orang lain, tapi aku diam saja, aku hanya percaya doa. Ada hadits kan,
    “Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).

    Subhanallah... banyak doaku yg terbukti lho, dengan hadits itu.

    ReplyDelete
  4. Kematian memang selalu jadi nasihat tak berbantah ya, Mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment