Visiku ke depan (bukan ramalan tapi harapan)


Bila pak Amien Rais punya misi menentang kebijakan pemerintah sebelum era reformasi, barangkali visiku tidak setinggi beliau. Aku hanya ingin belajar, dan mengungkapkan apa yang yang aku pahami. Apapun resikonya. Kalo ada orang emosi, biarpun dia punya massa, aku akan bilang dia emosional. Kalo ada yang ilmunya tinggi sekalipun tapi bergabung dengan kelompok jihad yang menganggap bunuh diri dengan bom akan membuatnya masuk surga aku akan bilang itu salah. Walau dalam hatiku aku sebetulnya amat sangat ingin berteman dengan mereka, tapi bila hati kecilku bilang mereka telah bersikap berlebihan dalam menanggapi sesuatu hal, aku tetap akan bilang begitu.

Ilmu yang tinggi, punya massa, bukan jaminan seseorang sanggup selalu lurus. Kerendahan hati, bisa menekan emosi, sabar, selalu menyambung silaturahmi semua itu adalah ciri-ciri orang yang istiqomah, dan aku terus terang masih mencoba berjuang untuk jadi istiqomah.

Hal yang aku rindukan adalah berkumpul dengan anak-anakku. Tapi aku menerima saja bila aku jauh dari mereka. Aku pikir semua karena kesalahanku sendiri karena tidak mau belajar Islam dari dulu. Buatku anak adalah investasi dunia akhirat. Terserah mau dikatain punya anak banyak.

Sampai kapanpun aku akan menunggu sampai saatnya tiba, soal jodoh bukan prioritas lagi. Bukan trauma bukan, tapi aku meyakini bila Allah berkehendak maka semua akan dimudahkan. Lagian aku sekarang bukan orang yang mudah respek dengan laki-laki. Mungkin standarku sudah berbeda, kalo bisa dia punya ilmu dan kebersihan hati lebih dariku.

Aku menuliskan ini saat raker, waah, ternyata capek ya 2 hari berturut-turut belajar materi tentang kurikulum. Tapi foto anak-anakku selalu membuatku merasa dicharge lagi...

Comments

  1. Ya, Mbak.. ilmu tinggi tidak menjamin seseorang selalu lurus sebab yang dinilai dan dipandang Allah itu hati. Yanzuru 'ala qulubikum.

    Di kitab al hikam disebutkan begini:
    "Lebih baik berteman dengan orang bodoh yang tidak mengikuti hawa nafsunya daripada berteman dengan orang pintar tapi mengikuti hawa nafsunya." Allahu'alam.

    Semoga yang terbaik untuk Mbak yang dikabulkan Allah. Amin.

    ReplyDelete
  2. ini pertama kali aku melihat foto anak mbak selain safira dan safitri

    ReplyDelete

Post a Comment