Pembahasan tentang poligami

Membahas poligami memang kalo dari sisi perempuan cenderung antipati, sedang laki-laki merasa di atas angin. Aku sendiri gak ngerti sih, yah jelas poligami sangat menyakitkan bagi istri pertama. Tapi kadangkala ada juga yang ngakunya istri pertama sudah sangat ikhlas demi kebaikan.

Gimana kalo laki-lakinya yang ikhlas beristri satu saja? Demi kebaikan dia sendiri? Soalnya begitu dia berlaku tidak adil, maka pahalanya ditransfer ke istri yang sakit hati. Konon yang paling SETIA itu supir truk, maksudnya SEtiap Tikungan Ada.

Atau suatu ide, boleh punya istri lagi asal tanpa sepengetahuan istri pertama. Barangkali orang lain tidak ada yang tahu, tapi Allah mengetahui. Ketidak adilan nanti di pembagian warisan biasanya. Tetap saja ada unsur tidak adil.

Di suatu kompleks rumah, termasuk dulu waktu aku tinggal di perumahan di Jakarta, ada rumah yang penghuninya wanita dan anak-anak. Wanita ini cenderung tidak mau bergaul, kalo belanja di tukang sayur nunggu sepi dan suaminya hanya datang antara jam 7 malam sampai jam 12 malam. Sangat rentan gosip banyak yang menduga dia istri simpanan. Ada juga tetangga temanku di rusunawa, katanya mobilnya pemilik salah satu rusunawa bagus dan ganti-ganti, kok rumahnya mojok, kecil. Temanku satu lagi cerita rumahnya dikontrakkan ke seorang wanita yang sangat tertutup, tidak bekerja tapi uangnya banyak. Karena katanya punya suami tapi tidak pernah ketemu suaminya jadinya dia sampe mikir yang mengontrak rumahnya istri simpanan. Sepertinya ini balada istri simpanan, biarin deh ngumpet, gak punya temen, asal punya uang cukup untuk membiayai dirinya dan anak-anaknya.

Faktor materi biasanya jadi alasan utama perempuan jadi istri simpanan. Sedangkan jadi istri kedua atau seterusnya? Gak taulah... belum pernah bikin riset dan belum pernah nanya ke wanita yang menjadi istri kedua atau seterusnya, tapi ada dan aku kenal. Akhirnya balik ke pribadi masing-masing, kalo bertekat kuat lebih suka jadi istri pertama dan satu-satunya, berdo'a semoga hal ini dimudahkan oleh Allah. Siti Khadijah ra, dulu menjadi istri satu-satunya Nabi Muhammad SAW.

Soalnya walau pro kontra sekalipun, banyak yang lebih suka diam-diam melakukan poligami. Seperti halnya laki-laki yang ngumpet ke lokalisasi atau berhubungan dengan PSK, ataupun HTS, ataupun punya WIL. Bagi laki-laki yang mengedepankan hawa nafsu, peraturan adalah untuk dilanggar bukan untuk ditaati.

Beberapa hadits dan ayat yang berkaitan dengan poligami

Sumber dari sini

"Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah (kerabat Abu Jahl) meminta izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka (anak Abu Jahl) dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan putriku terlebih dahulu, Fatimah Bagian dari diriku, apa yang meragukan dirinya meragukan diriku, dan apa yang menyakiti hatinya menyakiti hatiku, aku sangat kwatir kalau-kalau hal itu mengganggu pikirannya (Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 162, Hadits: 9026).

Penggunaan Hadits ini untuk melarang poligami secara mutlak ternyata tidak sesuai dengan latar-belakang pelarangan tersebut. Nabi saw melarang Ali ra. menikah lagi terutama karena yang hendak dinikahkan dengan Ali ra. adalah anak musuh Allah SWT, Abu Jahl. Menurut Rasulullah saw. tidak layak menyanding putri utusan Allah dengan putri musuh Allah. Sehingga, sebab kemarahan tersebut bukan pada poligaminya, namun kepada person yang hendak dimadu dan/atau dinikahi. Beliau sendiri juga menegaskan, tidak mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Hal ini dapat disimpulkan dari Hadits yang sama dari riwayat lain.

Dalam riwayat al-Bukhari, Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Fatimah adalah dari diriku dan aku khawatir agama akan terganggu." Kemudian beliau menyebutkan perkawinan Bani Abdi Syams dan beliau menyanjung pergaulannya, "Dia bicara denganku dan mempercayaiku, dia berjanji padaku dan dia penuhi. Dan sungguh aku tidak mengharamkan yang halal dan tidak pula menghalalkan yang haram, akan tetapi, demi Allah, jangan sekali-kali bersatu putri Utusan Allah dengan putri musuh Allah." (H.R. Bukhari)


Allah berfirman
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS. An Nisaa : 3)

Allah berfirman
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisaa : 129)

Comments