Catatan gak penting lainnya

Beberapa komentar di postinganku tentang FPI kok jawabannya gak jauh dari kalimat gak ngerti. Duuuuh, apa pula ini. Temen-temenku mengaku Islam tapi ternyata sejauh ini memang mereka gak ngerti bener tentang ajaran Islam. Ahhh... sama kayak aku 3 tahun yang lalu, dibodohin orang di Bogor katanya mau diajarin Islam, gak taunya Islam versi leluhur, mursyid atau guru kok gak kelihatan, gaib.

Berarti 2 tahun terakhir ini ngebut dong ya aku belajar Islamnya. Walau pemahamannya masih perlu dibenahi sana-sini. Tapi tentunya beda dengan yang jebolan pesantren, tiap hari belajar Islam, jadi seharusnya banyak tau tentang Islam. Jadi pengen segera nonton film 5 Menara yang latar belakangnya tentang pesantren.

Bicara tentang gaib, aku banyak diceritain tentang gaib dari teman-temanku yang punya bakat lebih dong. Apalagi kemarin waktu kopdar dengan Dody Setyaji yang sempet jadi bintang di Indigo TransTV, juga dengan sobatku di komunitas Indigo. Kita ngobrolin sejarah pengIslaman di pulau Jawa. Tentang para Wali yang mendapat karomah. Konon orang NU yang sudah tinggi spiritualnya bisa mengontak Wali. Tentunya ini pro dan kontra, ada yang percaya ada yang tidak. Waktu peringatan setahun meninggalnya GD mantan Presiden di pesantren Tebu Ireng dinyatakan bahwa GD adalah Wali ke 10. Aku terus terang agak susah ngebahas GD, subyektif banget. Soalnya pak Amien Rais yang sahabat keluargaku kontra dengan GD. Sewaktu jadi Presiden, sikapnya tidak menenteramkan rakyat, gonta-ganti menteri, kerjasama dengan negara Israel, terus ada di gereja didoakan oleh non muslim. Karena sikap yang meresahkan akhirnya GD diturunkan MPR, pak Amien Rais jadi ketua MPR saat itu.

Mencoba bincang-bincang dengan kakak ipar yang rajin mengikuti pengajian dari pak Munichi cucu KH Ahmad Dahlan (sosok yang bikin aku nangis hebat saat nonton film Sang Pencerah, kayak ada di depanku benaran waktu itu), disarankan bencilah dengan perbuatan seseorang jangan membenci orangnya. Apalagi beliau sudah meninggal. Bagaimanapun juga kita mesti menyayangi semua manusia, dan hanya membenci perbuatannya. Dengan berpikir seperti itu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mudah untuk memaafkan orang-orang yang menjahatinya.

Bila para Nabi mendapat mukjizat, maka para Wali mendapat karomah. Bila mencoba membaca tentang aulia Allah, ada yang berpendapat Ibnu Arabi adalah seorang Wali Allah. Sedang di Jawa selain Wali Songo juga ada aulia-aulia Allah lain yang menjaga bumi Jawa ini. Seorang Wali hanya diketahui bahwa dia Wali oleh Wali juga.

Aku pernah posting di salah satu blogku, bahwa ada pendapat Wali di jaman sekarang itu tidak selalu manusia yang menunjukkan kesaktian. Wali Allah adalah seseorang yang berusaha menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan Allah, bahkan hal yang makruh ditinggalkan. Efek dari peningkatan spiritual akan memudahkan mengerti tentang pemahaman kehidupan ini. Tentang apa makna dari firman Allah.

Soal pluralisme, pluralitas, atau apalah... sebetulnya siapa saja sih yang berhak masuk surga? Mereka-mereka yang bisa memahami dan mengamalkan ajaran luhur dari Sang Maha Pencipta, Allah subhanahu wa ta'ala. Di kepercayaan Islam, maka saat hisab di akhirat, umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berada di depan. Mempunyai kesabaran tanpa batas, karena Allah bersama orang sabar. Mudah tersentuh dan membantu orang dalam kesulitan, diprioritaskan keluarga atau orang terdekat dahulu. Aku pribadi memberi bantuan pada pengemis ala kadarnya, tapi pada sahabat, semua yang ada di dompet atau rekening bisa aku kosongkan untuknya. Lagian uang dan rekeningku memang gak banyak isinya. Meyakini Allah yang akan mengganti semua dengan rejeki berlipat-lipat.

Bagaimana dengan orang di pedalaman Afrika, aku pernah baca, mereka akan dihisab darimana kalo bajunya hanya punya beberapa lembar. Sedangkan di Indonesia, setiap hari ada pengajian di TV, informasi sudah sedemikian banyak, tapi hanya segelintir yang mau memahami dan MENGAMALKAN. Sueeer, aku banyak ketemu keong racun yang pinter ngomong Islam, banyak ngerti tentang Islam, begitu tau aku gak punya suami, kayak lagu keong racun itu... baru kenal, eh ngajak tidur. Di depan forum pengajian khusyuk, gak taunya di belakang istri yang suka main golf suka nyolekin caddy-caddy yang celana pendeknya kehabisan bahan itu. Pantes yah, laki-laki banyak duit kecanduan main golf, katanya bicara bisnis, plus colak colek, dan gak tau plus plus yang lain.

Hanya yang mendapat hidayah akan tertarik dengan Islam, mau belajar, memahami dan mengamalkan. Yang Islam ilmunya masih cetek gimana, yaaaa... sama aku juga masih cetek, ini belajar terus. Tentunya dari pemahaman sedikit itu bagaimana pengamalannya, apa sering bertaubat, intropeksi diri, sabar, selalu bersyukur, dan seterusnya. Bila pengamalannya menyimpang ya masuk neraka sebelum bisa masuk ke surga.

Itulaaah... masuk surga itu tidak mudah, mesti diperjuangkan. Tapi kok kayaknya banyak mengaku Islam tapi bersikap kayak setan. Yang cowok punya pacar banyak, ditiduri semua, alasannya pejantan tangguh (halah, paling juga klepek-klepek sama penyakit kelamin). Yang cewek menggoda iman memamerkan auratnya, merasa keren padahal gak akan mencium bau surga. Emang banyak yang mengaku Islam tapi gak ngerti Islam itu apa. Mencoba nulisnya lebih mudah dipahami, tapi sekali-sekali nulis uneg-uneg, catatan yang gak penting kayak sekarang ini ahhhh...

Comments

  1. Islam itu menurutku perasaan spiritual yang paling hebat selama hidup, sering kali aku meminta pertolongan dari ALLAH SWT dan alhamdulillah sering terwujud.
    Saya lebih suka menikmatinya langsung keberadaan Islam dikehidupan pribadi sehari-hari, ketimbang memikirkan agama orang lain walau pun sama-sama Islam juga, maksudnya disini "Agama itu akan amat sangat terasa jika seseorang benar-benar merasakan kehadiran Tuhannya" Dan aku memilih ALLAH sebagai agamaku..

    ReplyDelete
  2. jaman sekarang kejahatan merajalela... dan akan semakin banyak orang yg melakukannya tanpa rasa bersalah (perasaan dosa) inilah era "petaka kesenangan"

    jaman dulu, wanita barat saja masih berpakaian lengkap, lihat saja wanita di tahun 1900 pakaian ditempat umum masih menggunakan "banyak bahan",

    http://en.wikipedia.org/wiki/1900s_in_fashion

    beda dgn sekarang, para penjahit kehabisan bahan kain, padahal produksi kain meningkat loh... aneh kan

    ReplyDelete

Post a Comment