Ngobrol di alun-alun utara Jogja depan keraton

Tadi ngobrol di alun-alun utara. Seruuu. Bertiga, Dody, aku dan temenku admin sebuah komunitas indigo. Beneran aku paling oon paling gak ngerti. Maklum, mereka ini punya bakat memang kuat banget.

Biasanya kalo pas acara Indigo yang tengah malam jam 1 aku bobok. Entah kenapa kok aku terbangun, dan pengen nonton acara Indigo ini, malem minggu kemarin.

Terus aku search di fesbuk nama pemerannya, langsung ketemu. Aku kirim inbox, besoknya dia balas nanya nopeku berapa. Ini orang ngetop banget, banyak fansnya. FBnya ada tiga, dua udah full malah.

Setelah di alun-alun akhirnya Dody cerita kenapa dia mau ketemu aku soalnya jauh-jauh hari dia punya firasat akan ketemu dengan orang dengan ciri-ciri seperti aku. Padahal rumahnya di Imogiri dan janjiannya di Malioboro. Aku sempet dites segala pake kartu 3x3 dengan sisi warna berlainan, nyusun sekali langsung jadi nyambung semua. Entah ya, aku asal masang kok bisa jadi. Kayaknya kalo diulangi juga belum tentu bisa, hehehe...

Soal ngobrolin apa, yah, gak jauh-jauh tentang shootingnya di TransTV selama 5 hari itu. Dan tentunya aku juga cerita bahwa aku mimpi akan kehilangan temen blogger saat awal ngeblog. Dan bener, kehilangan banget kalo yang ngejauhin tadinya sering chatting tiba-tiba diajak kontak gak mau, atau ada yang ngeblokir aku di FB padahal dia admin komunitas blogger di FB. Tapi itu belum apa-apa masih mending dibandingkan ada indigo di Bandung yang cantik jadi model tapi paranoid. Kalo di luar rumah dia populer, di rumah dia tersiksa sampe pengen bunuh diri, pernah minum obat tidur melebihi dosis juga memutus urat nadi.

Indigo juga manusia, punya rasa galau. Dan tanpa ketenangan batin yang lebih maka penampakan-penampakan akan membuat parno gitu. Di ajaran Islam, surat Al Fatihah kita berdoa agar ditunjukkan jalan yang lurus, yaitu jalan yang Allah beri nikmat bukan jalan mereka yang tersesat. Kenyataannya jalan lurus ini mendaki dan terjal. Tidak mudah untuk mencapai ke sana. Dengan menekan ego, emosi, terus merendahkan diri di hadapan Allah, rendah hati, sabar, mudah memaafkan, mudah tersentuh dengan orang yang dalam kesulitan, dan yang lainnya. Kenyataannya lebih mudah manusia itu meluapkan emosi, mengumbar hawa nafsu, kikir, sombong, egois, ingin dipuja-puja oleh manusia dan uang banyak sehingga menghalalkan segala cara. Padahal surga hanya bisa diraih dengan hati yang bersih, selalu mendekatkan diri pada Allah, dan membantu orang lain yang dalam kesulitan.

Ok, ini beberapa videonya Dody...





Comments

  1. wah sepertinya seru ya mbak ami bisa ketemu dengan orang yang mempunyai kelebihan tersendiri, salam kenal buat mas dody :)

    ReplyDelete
  2. @Herry, sebetulnya semua kemampuan itu perlu energi besar. Dia tetap manusia biasa kok, pengen curhat, berbagi, bisa sedih juga.

    Dalam skala tertentu mereka malah pengen jadi orang biasa-biasa saja bisa ketawa-tawa, tanpa beban.

    Menjalaninya tidak mudah, sering dianggap orang gila. Karena bisa melihat yang orang lain tidak bisa.

    Aku belajar tafsir Al Qur'an, dari sanalah kalo bener-bener mau dipahami, akan bisa mengontrol efek paranoid, psychophrenia, orang-orang dengan kemampuan lebih.

    Jadi saling sharing. Dan mengingatkan semua hanyalah titipan dari Allah, yang sewaktu-waktu bisa hilang.

    Kemampuan lebih, tanggung jawab lebih, kadang beban juga terasa berat. Tidak enak seperti kelihatannya.

    Bersyukurlah dengan segala sesuatu yang kita miliki sajalah...

    ReplyDelete
  3. Intinya kita harus selalu bersyukur ya mbak :)

    ReplyDelete
  4. @Anak Rantau. indigo itu ngiri dengan yang gak punya bakat, kayak gak ada beban hidup. Percaya gak?

    ReplyDelete
  5. wah doddy setyaji yaaa ,,itu sahabat aku :D

    ReplyDelete

Post a Comment