Orang zalim terkuras pahalanya

Orang yang berusaha membersihkan hati tidak hanya sekedar menghindari dosa-dosa besar, tapi juga menghindari dosa-dosa kecil. Banyak hal yang sering kita lakukan tanpa kita sadari bahwa itu dosa misalnya marah tidak pada tempatnya, dendam, menuruti hawa nafsu, sombong termasuk riya atau ujub, memutuskan hubungan dari keluarga, tetangga, atau pertemanan dengan orang baik, menuduh atau menghina orang baik yang tidak bersalah (ghibah). Istilah ghibah tidak berlaku bila orang ini memang benar perlu diluruskan akhlaknya.

Pelaku hedonisme akan bilang, hidup hanya sekali kenapa tidak digunakan untuk bersenang-senang. Sedang orang yang membersihkan hati dan menyucikan jiwa bilang, hidup hanya sekali dan hanya sebentar saja, banyak beribadah dan berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk bekal akhirat.

Postingan di blog ini memang sepi komentar, tapi bagaimana dengan Nabi Nuh 'alaihi sallam berumur hingga 950 tahun yang mau mempercayai ucapannya hanya sedikit sekali. Atau Nabi Yunus 'alaihi sallam sampai memendam amarah karena mencoba mengingatkan tentang kebenaran tentang ajaran Tauhid malah diketawakan orang lain.

Tidak mementingkan kuantitas pertemanan, tapi kualitasnya. Bergaul dengan orang-orang shalih agar selalu diingatkan tentang kebenaran bila kita melakukan kesalahan. Berteman sebanyak-banyaknya sih gak masalah, tapi selalu dijaga hubungan baik denga teman-teman yang shalih.

Sangat berhati-hati agar tidak menyakiti hati orang lain, berusaha selalu tenang, bersikap baik walaupun orang lain menjahati kita. Tapi tetap waspada dengan orang yang kurang baik, sebaiknya tidak akrab dengan orang seperti itu, basa-basi sajalah, dianggap lelucon saja kalo ngobrol gak ada bekasnya dalam hati. Karena marah dengan orang yang jahat tidak ada gunanya, bahkan seorang Nabi Yunus 'alaihi sallam mesti bertaubat dalam perut ikan minta ampun pada Allah telah menzalimi diri sendiri karena marah dengan orang-orang yang menghinanya saat beliau berdakwah.

Orang yang telah tega menyakiti hati orang lain, memusuhi, suka dendam, mengambil hak orang lain, mencaci maki, menuduh tanpa dasar, tidak mau memaafkan pada orang yang meminta maaf, dan masih banyak lagi masih termasuk orang yang tidak beriman. Walaupun rajin shalatnya, taat ibadahnya, bila berbuat zalim, memusuhi orang lain atau melakukan maksiat berarti tidak ada iman dalam hatinya. Karena orang beriman merasa selalu diawasi oleh Allah sehingga bila ada keinginan berbuat zalim, permusuhan atau maksiat, akan berusaha mengurungkan niatnya dengan cara apapun.

Beneran, aku tetap heran dengan beberapa laki-laki beristri seumurku, mereka pernah menceramahiku berjam-jam tentang pemahaman Islam yang mereka miliki. Tapi entah kenapa mereka tidak sanggup bila berkaitan dengan nafsu syahwat. Ada yang nonton Bukan Empat Mata, ngeliat paha mulus, dada tumpah, katanya kelelakiannya bangun tapi hasratnya bukan pada istrinya. Sampai mesti diam-diam berlangganan dengan telepon sex 0899... untuk memuaskan diri. Mendengar desahan wanita yang tidak dikenal lebih memuaskan hasrat dibanding dengan istri sahnya. Atau ada yang suka gelisah terbangun malam-malam, lalu iseng mencari gambar-gambar video porno di internet. Lagi-lagi sudah tidak berhasrat dengan istrinya sendiri. Makanya aku sering ketemu laki-laki beristri yang juga punya pacar, kadang pacarnya gak cuman satu bila uangnya banyak. Para laki-laki petualang cinta, walau banyak belajar tentang Islam, bikin pembenaran, kalo cuman nyerempet-nyerempet gak dosa. Allah melihat semuanya tentu saja, walau ngumpet gak keliatan oleh istrinya. Soalnya aku perempuan, sampai sekarang aku masih geleng-geleng kepala gak faham dengan fenomena yang satu ini, laki-laki yang sudah tidak berhasrat dengan istri sendiri.

Manusia beriman akan berusaha menghindari berbuat zalim pada orang lain, karena zalim itu akan menguras pahala yang dimilikinya. Tidak semua ibadah diterima Allah, orang yang bermaksud mempermainkan Allah dengan STMJ (Shalat Terus Maksiat Jalan) atau Tomat (Tobat Maksiat), karena sombong termasuk riya', dan seterusnya. Ibadah belum tentu diterima Allah masih berbuat zalim pada orang lain, yang mengakibatkan pahalanya diberikan pada orang yang dizaliminya. Saat pahalanya habis, maka dosa orang yang dizaliminya akan diambil. Dan itu akan terus terjadi sampai mereka bermaaf-maafan.

Sedemikian sulitkan untuk masuk surga? Sederhana sebetulnya, ciri-ciri orang masuk surga adalah saat meninggal dunia bisa menyebutkan syahadat. Hanya saja, walau rajin melatih mengucap syahadat, bila hati kita gelap tertutup dosa tanpa mau sering minta maaf, memaafkan, bertaubat pada Allah, maka proses kematian kita akan sulit. Didatangi malaikat pencabut nyawa dalam kelihatan seram, lalu kita akan mengucap hal yang paling membuat hati kita bergetar. Bila hatinya hanya tergetar karena Blackberry kesayangan kemungkinan besar matinya dengan menyebut Blackberry juga. Atau getaran karena selalu ingat pacar, menjelang mati tidak bisa mengucap syahadat malah nyebutin nama pacarnya yang sangat disayanginya.

Berhati-hatilah menyakiti hati orang lain, supaya pahala kita tidak terkuras habis, walaupun banyak beribadah ternyata pahalanya malah untuk orang lain yang disakiti hatinya. Bergetarlah hanya karena Allah, bergetar karena gadget baru disetel vibratornya malah hanya membuat hati kita tertutup dosa oleh gadget benda mati yang sudah menjadi berhala...

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
"Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab, "Orang yang bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memiliki harta benda". Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa dan zakatnya, (tapi ketika hidup di dunia) dia mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpah kan darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain, lalu dia diadili dengan cara kebaikannya dibagi-bagikan kepada orang ini dan kepada orang itu (yang pernah dia zalimi). Sehingga apabila seluruh pahala amal kebaikan nya telah habis, tapi masih ada orang yang menuntut kepadanya, maka dosa-dosa mereka (yang pernah dia zalimi) ditimpakan kepadanya dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Ibnu Hibban, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad)

Allah berfirman
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia." (QS. Al Anfaal : 2-4)

Comments

  1. iya.....salah satu yg membuat semangat dalam menghadapi tekanan,..tidak membalas dengan hal serupa.....dirasani...dicemooh....ditindas......enjoy aja...jalan terus....ga perlu membalas..karena yakin.....nilai kebaikan mereka yang menzalimi kita akan beralih dihantarkan ke diri.

    ReplyDelete
  2. Keluarga saya di zalimi orang hanya karena menginginkan jabatan orang tua saya sampai tega memfitnah, menjatuhkan martabat orang tua saya, hingga masyarakat marah dan berbuat anarkis kepada keluarga saya. Hanya karena jabatan yang tak seberapa. Padahal ia rajin sholat. Tapi sungguh zalim perbuatannya hanya demi duniawi. Saya dendam, hampir saya bunuh, namun saya belajar ikhlas.

    ReplyDelete

Post a Comment