Sok jadi pahlawan

Cerita ajaib di awal aku pindah Jogja. Aku pengen jadi pahlawan... hihihi... Entah gak tau ide dari mana. Tapi saat ada yang deketin aku terus bilang dia mau memperbaiki agamanya langsung deh aku tersentuh banget. Jangan tanya endingnya, bikin sesek banget, malah difitnah gak jelas.

Terjadi beberapa kali... aku sampe mikir, goblog amat yah aku gak ngerti apa-apa. Gak punya firasat apa-apa. Tapi semua itu berlangsung sebelum gunung Merapi meletus. Setelah aku bikin blog, banyak hal berubah total. Hapeku sepi dari SMS, isinya cuman pengajian doang.

Eh, sempet SMSan sih lagi... hihihi, cuman gak lama. Langsung ketauan deh aslinya. Ketemu dua orang mirip penganut Liberal, suka ngomongin agama tapi ayat hanya untuk diplintir-plintir.

Sekarang di hapeku SMS cuman ngajak pengajian dari sahabatku. Tapi aku merasa nyaman banget. Setelah ngerasain sok pengen jadi pahlawan membantu cowok-cowok gaje yang ngakunya pengen taubat. Ide pengen taubat hanya ingin menarik perhatianku doang.

Kuserahkan semua pada Allah sajalah. Untuk menyemangati diriku sendiri di surga tidak ada yang jomblo. Semua punya pasangan dan saling menyayangi. Surga adalah tempat yang tidak bisa dibayangkan manusia.

Walau sempat berdarah-darah difitnah, diteror, dilecehkan, dianggap rendah karena menjadi single fighter. Sebetulnya single parent, tapi ketemu anak dipersulit oleh mantan. Itu karena kesalahanku juga, pernah depresi belasan tahun lamanya. Sampai kehilangan memori, kehilangan rasa, dan memulai hidup lagi pelan-pelan seperti bayi baru berjalan.

Hal yang paling aku syukuri adalah, aku bisa memahami sedikit-sedikit tentang Islam padahal dulu aku ngantuk kalo pengajian. Kayaknya gak perlu jadi pahlawan lagi. Gak mau ambil resiko. Bermaksud baik malah dianggap meneror itu kata orang-orang, berbagai versi ceritanya, pokoknya kalo diambil hati nyakitin banget, tapi aku sekarang udah gak ambil pusing. Soalnya kalo ingin nolongin orang ya tidak berharap apa-apa. Semua diserahkan pada Allah, itulah arti ikhlas, melakukan perbuatan yang ditujukan pada Allah.

Soal dijahatin, diputus hubungan pertemenan, balik lagi balik lagi aku perlu menjelaskan berulang-ulang menambah pahala untukku dan mengurangi dosaku. Sebelum berbaikan dan saling memaafkan akan berlangsung terus. Kalo aku udah minta maaf yah, yang penting sudah berusaha. Yang tidak mau menyambung pertemanan dan ibarat sudah menyimpan kapling di neraka, dan mereka belum menjadi muslim sejati. Soalnya muslim sejati mau melakukan hal apapun sesuai ajaran agama walau berat dan sulit, setidaknya sudah mencoba...

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi" (HR Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)" (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
"Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi (HR Muslim)

dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw seraya berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus kusambung hubungan dengan mereka sedangkan mereka memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, serta mereka bersikap bodoh kepadaku sedangkan aku selalu bersikap santun kepada mereka", Beliau bersabda:
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ, فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ, وَلاَيَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَادُمْتَ عَلَى ذلِكَ
"Jika engkau benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan bara panas di wajah mereka, dan senantiasa kemenangan dari Allah swt menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu." (HR Muslim)

Comments