Aku dan brondong

Aku emang doyan brondong jagung, biasanya beli di sunmor (sunday morning) UGM, plus air tebu. Soalnya deket lapangan softball UGM. Rasa-rasanya udah mulai nemu gaya yang enak lagi untuk lempar-lemparan dan mukul. Banyak atlit seumurku juga masih latihan untuk just for fun. Namanya hobi sudah merasuk ke bagian hidup sangat memicu adrenalin, darah mengalir lebih lancar dan otot-otot digerakkan.

Namanya gosip itu memang suka keterlaluan... tapi aku milih EGP (emang gue pikirin), yang penting kan enggak. Akhir-akhir ini aku suka ngobrol dengan beberapa teman di keluarga baru (konon suka mikir-mikir dalem buat gali sumur) tentang makna hidup untuk apa, bikin usaha bareng kecil-kecilan. Soalnya bukan tipe yang nyari untung besar dengan jalan pintas, cari rejeki yang barokah, kalo bisa ada unsur bantuin orang. Usaha sekalian mencari bekal akhirat...

Kalo di postinganku ada foto-foto lagi makan di restoran mahal, nginep di hotel berbintang, itu karena ada yang bayarin. Pokoknya pas saat genting ada aja kejadian tiba-tiba ada jalan keluar. Aslinya aku sih uang tabungan benar-benar tidak banyak,  baju juga cuman itu-itu aja, kadang saking seadanya kerudung putihku aku pake di banyak kesempatan.

Gosip terakhir aku jalan sama brondong. Hihihi pengen ketawa. Padahal aku cuman janjian ketemu di rumah makan dekat rumahku (PONDOK CABE) atau GALERIA yang ada wi finya, terus dia make netbookku buat fesbukan. Yah itu, soalnya kita ada urusan berkaitan dengan proyek baru yang aku bikin, dan bener-bener cuman temenan doang. Dia masih kuliah, walau bukan blogger tapi di Google namanya rame juga, hihihi... gara-gara pernah jadi bintang tamu di salah satu acara tivi, lalu acaranya diupload di youtube.

Aku udah gak terlalu mikirin soal jalan sama siapa, soalnya suka cape deh kalo ngobrol cuman basa-basi doang. Apalagi yang dibahas cowok-cowok seumurku banyakan proyek bisnis yang suka di lebay-lebayin alias banyak boongnya biar keliatan hebat. Soalnya tujuan hidup sudah lain, aku mencari bekal akhirat, sedangkan banyak temenku untuk obsesi keliatan hebat di mata temen-temennya. Kalo aku dikatain aneh ya biarin. Bukan berarti tidak mencari kepuasan duniawi, sejauh ini hidupku pas-pasan, pokoknya kalo lagi butuh sesuatu pas ada jalan keluar... hihihi. Hidup ini perlu sangat disyukuri.

Kalo ada yang nanya, pengen terlahir sebagai apa... ya, sebagai diri sendiri aja, karena dengan cerita yang menurut teman lain jalan hidupku menghebohkan (katanya sih, menurutku enggak juga) aku belajar untuk ridho dengan takdir. Semua disyukuri, tidak hanya berserah diri, berprasangka baik, tapi juga bersahabat dengan takdir. Takdir itu dijalani dengan kebahagiaan sepenuh hati. Sedangkan nasib kita ke depan masih bisa berubah dengan ikhtiar dan do'a.

Jadi selain bersahabat dengan takdir, merasa senang atau ridho dengan hidup kita karena yakin semua untuk kebaikan kita, juga selalu ikhtiar dan berdo'a agar mendapat nasib lebih baik lagi. Itulah tujuan pemikiran muslim yang sudah matang mengharap ridho Allah dengan bertakwa dan ridho atau merasa nyaman dengan takdir...

Comments

  1. Berteman nggak harus memandang dari segi usia.
    Seperti para pekerja yang berbeda usia, jika mampu saling memberikan rasa persahabatan yang baik, hanya orang yang bodoh menolaknya :)

    ReplyDelete

Post a Comment