Kaget

Terus terang aku cukup kaget saat mencoba untuk search di Google dari data statistik tentang traffic source. Ternyata tulisanku yang trafficnya jarang melebihi 30 viewers pernah jadi referensi di Kaskus. Susahnya, untuk link sumber dari thread diskusi panas muslim dan atheis. Aku sendiri memilih untuk tidak melayani diskusi dengan atheis, kalopun ngomong ya sebentar saja dan tidak usah terbawa emosi, dibawa santai saja. Sekedar ngasih tau yang bener gini, terserah mau ngerti apa enggak. Kata temenku yang matre, diskusi gak bikin kita dapat duit banyak, hihihi...

Ada beberapa yang search namaku, dan ngecek tentang pemblokiran di Facebook. Memang banyak teman yang tadinya dekat memutuskan untuk menaruh namaku di daftar pemblokiran. Dengan alasan masing-masing. Paling banyak sih sakit hati. Padahal aku tidak bermaksud menyakiti hati mereka. Lagian aku juga gak sering nulis status di Facebook, dan tidak suka berdebat. Kalo aku dimaki-maki orang aku milih diem.

Apa perlu ditulis kejadian pemblokiran? Yah, ada yang bilang kalo ngobrol sama aku bikin dosa, ini temen cewek. Soalnya dia nyaranin aku untuk menemui ayah anak-anakku dan berbaikan saja, soalnya dia sendiri memilih mengorbankan perasaan demi perkawinannya. Kasusnya berbeda, ayah anak-anakku tidak hanya menyakiti hatiku, tapi juga seluruh keluargaku dengan mengirim SMS teror mengatakan mau menyiram mukaku dengan air keras. Waktu aku mencoba menemuinya, dengan entengnya keluarga di sana bilang itu hanya emosi sesaat. Bukan hanya mengorbankan perasaan demi keutuhan perkawinan, tapi aku sudah mengorbankan jiwaku dan keimananku soalnya ayah anak-anakku berada di keluarga besar yang lebih mementingkan tradisi dibanding Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits. Misalnya neneknya ngotot mengatakan berhak mengasuh anak-anakku padahal bila mau belajar dari Islam yang benar ibu kandungnyanya lebih berhak.

Kebiasaan neneknya yang melakukan hadiahan dengan biaya besar tapi saat Idul Adha tidak punya uang untuk berkurban, juga kebiasaan yang aneh. Waktu anakku bayi, dibiayain untuk acara potong rambut tapi tidak menyelenggaraan aqiqah. Menyimpang dari ajaran Islam yang benar, lebih yakin melakukan tradisi secara adat akan menyelamatkan hidup mereka. Belum lagi mereka-mereka di keluarga ini punya yang istilahnya "pegangan", tadinya aku tidak tau itu apa, belakangan aku baru tau itu ilmu keturunan, bisa berupa jimat atau tulisan di secarik kertas gak jelas gitu. Dan mereka merasa tenteram merasa kuat dan aman dengan pegangan itu. Padahal buatku dan keluargaku, pegangan gak penting banget, itu namanya mengorbankan keIslaman. Gak usah dibahas panjang lebar, mau shalat 5 waktu juga kalo punya pegangan dipertanyakan keIslamannya, kayaknya semua orang Islam yang paham ajaran Islam yang benar juga tau itu.

Kayaknya beberapa orang memang membahas aku yang sering diblokir di Facebook. Dulu sih memang menyakitkan hati waktu sadar karena diblokir, tapi sekarang udah cuek beibeh. Hidup itu adalah untuk mencari ridho Allah. Allah memerintahkan manusia untuk saling memaafkan, saling menyayangi, ya jalani saja. Ngapain sakit hati disimpan. Bila tidak mau memaafkan rahmat Allah tidak akan sampai. Berkaitan dengan rahmat ini adalah juga berkaitan dengan rejeki. Orang yang berjiwa besar mau selalu memaafkan akan bisa merasakan kasih sayang Allah, hatinya tenteram, rejekinya banyak, enak kan.

Pertama kali aku belajar Islam adalah berkaitan dengan silaturahmi, gara-gara aku tidak boleh ketemu anak kandungku sendiri. Walau masih belajar tapi aku jadi tau, betapa beruntungnya orang yang berjiwa besar mau memaafkan, dan betapa rugi orang yang suka bermusuhan serta menyimpan dendam. Tidak hanya di dunia saja ruginya, tapi juga di akhirat dipastikan masuk neraka bagi yang suka bermusuhan dan menyimpan dendam. Selama masih menyakiti hati dengan sikap bermusuhan maka dosa orang yang disakiti hatinya akan diambil. Jadi kalo dijahatin, dimusuhin, mencoba berbaikan tapi pihak sana tidak mau memaafkan, rekening pahala akan langsung dapat transferan. Dan itu berlangsung sampai bisa saling memaafkan. Rekening pahala gemuk yang mau meminta maaf duluan. Dan rekening pahala minus bagi yang suka bermusuhan, gemuknya di rekening dosa.

Aku pikir sudah selesai semua, ternyata uneg-uneg masih ada berkaitan blokir-blokiran. Terserahlah mau dimusuhi baik teman lama ataupun teman baru kenal di internet. Wong ya gak bikin kaya, orang-orang itu tuh... gak ngasih pekerjaan, gak ngasih duit, gak ngasih solusi, cuman perdebatan gak jelas ujung pangkalnya. Menurutku teman sejati itu yang mau diajak mikir susah, bukan cuman seneng-seneng doang. Waktu aku dalam masalah, kebanyakan teman-temanku bilang, gak usah dipikirin, mending seneng-seneng aja.

Hal yang bikin kaget lagi, e-mailku mulai dikirimin orang-orang yang pikirannya lagi kalut. Aku malah seneng tuh kalo bisa ngebantu mereka, kasih saran semampuku. Tapi ada juga yang hanya sekali kirim e-mail trus ngilang, padahal aku sudah kasih tau no hapeku. Semoga ada tulisanku yang bisa membuatnya jadi tenang.

Dan semoga dalam hidupku aku masih bisa bermanfaat bagi orang lain, itu sajalah...

Comments

Post a Comment