Belum nulis soal parenting yang dikunjungi ustad Danu

Ada cerita yang dibuang sayang waktu memperingati hari Kartini di sekolahku yaitu parenting dengan narasumber ustad Danu. Waktu ustad Danu berkunjung,  cerita yang disampaikan adalah kisah Nabi Yunus 'alaihi sallam. Memendam amarah termasuk menzalimi diri sendiri.

Terus menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan penyakit. Ada yang kepalanya migrain berat karena naksir lelaki pujaan dilarang oleh ayahnya. Ada yang sakit ini itu, lalu ditelusuri, pasti orang yang bersangkutan memendam emosi pada sesuatu yang tidak bisa dilepaskan.

Tapi untuk konsultasi langsung pada ustad Danu tidak murah pokoknya biayanya sekian-sekian. Biarpun begitu mahalnya banyak yang ngantri, karena bumi ini semakin panas, semakin banyak permusuhan, kebencian, keserakahan, dan banyak lagi sulit untuk memaafkan jadi banyak yang sakit.

Sulit memang bila tidak pernah kecewa pada hidup ini, pasti pernah. Aku sendiri berusaha untuk berprasangka baik pada Allah terus-menerus tetap saja kadang error, pernah terjatuh marah pada seseorang. Hanya sedikiiiiiit sekali yang benar-benar baik padaku. Sisanya manusia yang sibuk dengan duniawi, ego, belum menemukan jati diri,  banyak melakukan pembenaran. Gak peduli dia mengaku manusia suci yang membersihkan hati, jiwa, nyatanya aku pernah ketemu manusia bergaya bijak tapi alergi ke masjid saat shalat Jum'at. Atau banyak yang lain, antara kata-kata, tulisan di blog, banyak penyimpangan dengan tingkah lakunya.

Ustad Danu mengajarkan tentang akhlak mulia. Kita seharusnya selalu meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, tapi itu memang tidak mudah. Aku sendiri beranggapan sampai mesti merasa dimusuhi seluruh dunia baru mau tergerak untuk belajar Islam.

Tapi saat di akhirat kita tidak akan dibantu teman-teman yang sering kita ajak ghibah, malah kita menyesal, kenapa dulu kamu mengajakku melakukan itu. Yang beruntung hanyalah yang membawa hati bersih, selalu berusaha tidak marah, kecewa, banyak bersyukur dan selalu ikhlas dalam beramal ibadah. Kebencian, ngomongin orang, membuat orang sakit hati hanya hanya akan membuat manusia tidak diberi ridho oleh Allah untuk bisa ke surga. Hal yang sulit dipahami oleh manusia yang lemah, masih menurutkan ego karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda orang kuat bukan orang yang pandai bergulat tapi orang yang sanggup tidak meluapkan amarahnya.

Rugi memang, sudah di dunia memendam amarah, tidak mau memaafkan, sibuk dengan duniawi, rejeki kurang lancar, sakit-sakitan, di akhirat isinya penyesalan semua. Melakukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam firman Allah di Al Qur'an dengan memaafkan, berprasangka baik, dan meluruskan semua ajaran Islam untuk terus-menerus berintropeksi akan membuat manusia banyak rejeki dan Insya Allah bahagia dunia akhirat....

Comments

  1. jadi rupanya ga boleh memendam amarah yah

    ReplyDelete
  2. di Islam apa pun penyakit sebenernya obatnya itu juga sudah ada, namun kadang manusianya kurang ngerti..
    seperti contoh kecil, cara menghilangi amarah bisa dimulai dari sedekah, dari sedekah lahirlah keiklhasan.
    setelah iklhas apa pun masalah akan dibawa dengan kesabaran tanpa takut memikirkan untung rugi dan ujung2nya tidak akan ada yang muncul dengan yang namanya rasa amarah.
    kecuali permasalahannya sudah kelewat batas yang bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran terhadap amarah (lepas kendali) yang sering dianggap marah besar..

    ReplyDelete
  3. Great post however I was wondering if you could write a litte more on this topic? I'd be very grateful if you could elaborate a little bit further. Cheers!

    ReplyDelete
  4. @Ario, marah itu manusiawi, tapi coba bicara dengan baik tidak diluapkan. Sekalipun anakmu diculi misalnya #pengalamanpribadibanget

    ReplyDelete
  5. @Herry... setuju banget. Hmmm... moga-moga kopdar di jakarta nanti jadi ya...

    ReplyDelete

Post a Comment