Mengatasi darah rendah

Dapat SMS dari salah satu sobatku. Salah satu sobatku yang mampir sesekali kalo dia abis kuliah. Suka curhat tentang cewek yang ditaksirnya, hehehe... dia naksir banget tapi si cewek itu gak ngerasa.

SMS yang masuk

"punya obat darah rendah gak, aku suka pusing, ternyata tensiku 110"

"bukannya kemarin udah ambil habbatussauda, selesain dulu dong minum kapsulnya. kalo gak cocok coba spirulina. banyak makan daging, kan kita sering makan nasgor kambing di kotabaru" jawabku.

Aku sendiri juga punya tekanan darah cukup rendah, tapi sejauh ini masih survive. Aku rasa banyak olahraga juga mengurangi efek pusing-pusing karena tekanan darah rendah.

Oleh terapis chiropractice disarankan minum kacang hijau. Aku juga cocok dengan minuman serbuk jahe merah, kalo keluar kota pasti aku bawa. Waktu aku ke Bali dan Bandung, yang aku prioritaskan adalah jahe merah dan minyak zaitun. Soalnya jalan terus, berpanas-panas matahari, dan sering berenang gak siang gak malam.

Oh iya, jahe merah ini juga mengandung ginseng dan habbatussauda tapi hanya sedikit. Lebih efektif kalo mengkonsumsi yang minyak.

Akhir-akhir ini males banget kalo liat pertikaian tentang agama ribut sana ribut sini. Lebih suka belajar tentang herbal biar bisa bantuin yang lagi punya masalah kesehatan. Mau bikin giveaway tapi mau selesaiin blognya dan bikin konsepnya.

Ibarat kalo mau ke Palestina aku gak mau gabung dengan pasukan perang tapi pilih ikutan pasukan perdamaian aja deh, atau bagian yang mengobati yang sakit.

Sudah mati-matian mencoba damai tetep aja ada yang ngerusuhin. Dan paling menohok memang kalo yang musuhin tadinya temen sendiri. Biarpun bicara atau nulis yang indah-indah pasti mereka itu gak mengamalkan omongan atau tulisannya sendiri...

Comments

  1. hidup itu adalah pilihan, dan pilihan itu akan ada konsekuensinya. Kalopun ada saja org yg tidak respek sma kita, bahkan memusuhinya, di balik semuanya pasti akan ada hikmah yg terkandung. Dan mungkin dgn cara itulah kehendak Allah dlm memuliakan hambanya :)

    ReplyDelete
  2. @Yayack, aku rasa memang aku kurang sabar. Dari dulu beranggapan bahwa ikhlaskan teman maka akan dapat ganti lebih baik. Herannya permusuhan malah sesama muslim sendiri. Jadi siapa sebetulnya yang beriman? Yang suka memusuhi, merasa benar sendiri, suka meluapkan amarah, merasa lebih baik dari yang lain? Atau orang beriman adalah yang sabar, yang memaafkan, yang menyambung ukhuwah dan silaturahmi, yang berusaha membahagiakan orang lain? Sudah jelas ada di Al Qur'an... tapi karena merasa menjadi yang paling benar di antara 73 aliran Islam, merasa berhak masuk surga. Padahal surga bukan berdasar dari aliran tapi yang ridho pada ketentuan Allah, berusaha selalu bertaubat dan memperbaiki diri supaya Allah ridho

    ReplyDelete

Post a Comment