Marah tanpa alasan

Ada seorang teman yang curhat, bahwa dia sering banget ditelepon teman lama, krang kring dan kalimatnya marah-marah terus. Sampai terganggu, merasa gak nyaman. Aku bilang "Pak, dia itu tidak bahagia dan ingin mengajak bapak juga tidak bahagia. Jangan sampai ketenangan hati Bapak terganggu, kasihanilah dia. Gak peduli dia wanita profesional yang karirnya melesat, soalnya hatinya yang sakit dilampiaskan pada Bapak. Seharian dia menahan diri berpura-pura ramah pada klien dan malamnya diledakkan pada Bapak. Terserah Bapak mengatasinya gimana, saya pilih untuk bersikap kasihan".

Dan yang ini ada aneh lagi. Temenku yang masih kuliah seorang penulis buku di daerah Jawa Timur suka ditelepon seorang ibu. Aku suka diskusi, kalo ada waktu dia akan bantu ngedit tulisanku. Tiba-tiba ibu itu ngotot mau bicara sama aku, dan bicara bertiga. Dia mencoba menginterogasi kemampuanku dengan bertanya tentang pendidikan. Nadanya yang tinggi dan hanya bersikap memojokkan membuatku malas meneruskan bicara. Aku sempat terbawa emosi "Ini bicaranya gak akan nyambung soalnya hanya berniat memojokkan".

Terus temenku ini bilang bahwa selama berjam-jam dia diceramahin Ibu itu bilang mau melaporkan aku ke polisi karena tersinggung aku ngatain dia bego. Aku bilang "Polisi mana mau ngurusin urusan ecek-ecek gitu". Malah bilang mau nyuruh temennya ke Jogja ngacak-ngacak sekolahku. Whaaaat? Cuman gara-gara aku gak mau nerusin pembicaraan dengan alasan gak nyambung?

Banyak sekali kejadian aneh-aneh sekarang ini. Dan yang beruntung adalah orang sabar, karena Allah bersama orang sabar. Ibu ini teriak-teriak "Bukannya di sekolah Islam diajari untuk tidak menyakiti hati orang lain. Karena sudah menyakiti hatiku maka sekolahmu akan aku acak-acak". Wah, suatu pembolak-balikan logika. Karena Islam mengajarkan tidak menyakiti hati dan memaafkan.

Sampai kapanpun kebaikan akan melawan kejahatan. Jadi ya... kita berusaha mengamankan diri kita dan keluarga kita. Ternyata tawuran tidak hanya melanda pelajar tapi juga ibu-ibu separuh baya. Mereka ini yang tidak bisa mengontrol emosi, dan sukanya marah-marah tanpa alasan. Sepertinya memang mencari-cari siapapun yang bisa dimarahin.

Rasanya memang kiamat sudah dekat, hawa semakin panas. Ajaran budi pekerti dibolak-balik. Orang berani menyebut nama Allah dan menipu. Saking profesionalnya tidak merasa bersalah bersumpah atas nama Allah dan menipu.

Kalo melihat kejahatan, perang, tawuran, penipuan dimana-mana memang ingin menangis. Tapi semua tindakan ada konsekuensinya jadi berusaha tetap bersikap tenang. Yang sabar dan banyak berbuat kebaikan masuk surga, yang jahat masuk neraka. Aku yakin model Ibu-Ibu yang suka meluapkan marah tanpa alasan mau dikasih tau sampai berbusa-busa juga gak akan ngerti. Jadi didoakan saja biar sadar. Nanti akan kena batunya, dan semakin lama sadarnya batunya semakin besar.

Pengalaman yang aneh, dimarahi tanpa alasan. Bahkan punya alasan saja sebaiknya juga tidak marah. Apalah aku ini, hanya seorang yang kadang terbawa emosi, tapi selalu berusaha memperbaiki untuk bisa meredam dengan lebih baik...

Comments