Pencarian cinta sejati

Walau blogku tentang Susu Kambing dan Kosmetik Natural belum selesai, sudah ada yang kontak aku dan memesan produk. Aku banyak sekali ide untuk membereskan blog itu, cuman aku akhir-akhir ini banyak membaca tutorial tentang cinta... wah... bukan tutorial template.

Ilmu di bidangku yaitu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) memang banyak dari orang barat. Walau sebetulnya di Islam ilmu ini lebih baik, tapi majalah dan tabloid tentang anak banyak didominasi referensi teori orang barat. Menurut orang barat ini begini, begitu. Diklat tentang PAUD orang Indonesia yang disebut hanya satu Ki Hajar Dewantoro. Dengan slogan beliau, "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".

Sudah sejak SMP aku tahu keinginanku, aku suka dengan komputer. Bapak membeli komputer edisi awal dikeluarkan, masih jadul belum berwarna. Pemrogaman yang sangat sederhana, bahasa BASIC. Lalu saat aku kuliah di akhir tahun 80an aku masuk ke program studi Ilmu Komputer jurusan Matematika fakultas MIPA UGM (yang jadi gosip mahasiswanya pembuat crop circle, hahaha...). Salah satu pemrogaman yang aku pelajari adalah bahasa biner, ngotak atik angka satu dan nol.

Selain bahasa pemrogaman aku juga berpikir ingin mengabdikan diriku di pernikahan, tidak ingin meraih karir.  Sudah ada gambaran seperti itu. Ternyata aku punya passion kuat dalam hal herbal, makanan sehat, olahraga, dan kosmetik natural. Akhir-akhir ini berkembang klinik yang menawarkan kulit kinclong secara instan. Hidup adalah pilihan, aku pilih yang tidak instan tapi yang alami dan aman untuk jangka panjang karena tidak menumpukkan zat kimia di kulit dan badan.

Pencarian cinta sejati membawaku ke tulisan-tulisan orang barat. Apa itu true love, apa itu unconditional love. Teori bejibun yang dimiliki orang barat juga tidak membuat semua orang barat bisa merasakan true love atau unconditional love. Tersesat di situs dating TWOO karena ada invitasi e-mail, membuatku mengenal dan chatting dengan orang Amerika dan Eropa yang single dan bercerita tentang kegelisahan mereka tentang cinta.

Ada rencana untuk bertemu dengan mereka tapi orang Amerika dan Eropa ini benar-benar berdedikasi dalam pekerjaannya. Entahlah kenapa latar belakang mereka seperti almarhum bapakku, sama-sama insinyur. Sebagai ekspatriat mereka punya jam kerja yang begitu panjang. Dan di sisi lain mereka tetap membutuhkan teman berbagi saat di luar jam kerja.

Berbeda denganku, pekerjaanku sebagai pendidik di PAUD tidak begitu menguras pikiran. Apalagi aku ditugaskan di bagian bayi di bawah umur 2 tahun. Bekerja dengan banyak tertawa dan memberikan kasih sayang. Setelah pulang kerja, aku menghabiskan waktu di depan komputer, entah membaca referensi untuk blogku atau chat. Kadang aku naik sepeda ke mall untuk belanja ini itu, juga ke lapangan softball untuk latihan atau sekedar melihat orang latihan. Faktor U alias umur membuatku tidak sekuat yang masih umur belasan atau dua puluhan tentu saja.

Orang Amerika yang aku temui mempunyai cuti selama 2 minggu setelah bekerja 6 bulan. Jam kerjanya setiap hari 7 hari kerja, dia yang atur begitu. Sedangkan orang Eropa menginginkan pasangan yang bisa saling menghargai. Tapi akhirnya si Amrik ini pulang kampung dan aku tidak mendapatkan kabarnya lagi.

Sekarang aku chat dengan orang Eropa ini, tentunya chat masih belum cukup untuk mengenal. Barangkali ada rencana pertemuan. Hanya saja aku bilang ke dia, kita berteman dulu sajalah, biar waktu berbicara. Soalnya ada perbedaan budaya yang begitu banyak dan belum tentu semua berjalan lancar.

Aku bukannya tidak menghargai orang Indonesia, tapi perjalanan hidupku menemui orang Indonesia yang begitu kaku dan cenderung tidak punya perasaan. Hidupnya cuman ngerokok, ngopi ngobrol dengan teman laki-laki dan istri hanya konco wingking tidak dihargai sama sekali. Dan anak tidak mau ikutan merawat, kalo ada apa-apa dengan anaknya yang salah istrinya. Aku yakin banyak orang Indonesia yang punya hati, tapi yang aku temui kebanyakan seperti itu. Wanita di Jawa itu direndahkan dengan slogan "swarga nunut, neroko katut"... ih, enak aja. Emang kalo suami bermaksiat dan istri beriman trus ikutan suami ke neraka? Atau tugas wanita cuman di sumur, dapur dan kasur... apa gak berhak ikut ke ruang tamu dan berdandan menemui tamu?

Seharusnya belajar Islam membuat laki-laki menghargai wanita. Tapi entahlah, kenapa mesti ada LSM berkaitan dengan menanggulangi korban kekerasan pada wanita yang aku mesti bolak-balik ke sana untuk menyembuhkan jiwa dan hatiku yang terluka.

Pencarian cinta sejati memang tidak mudah, semoga Allah memudahkan jalan ke sana. Dan aku tetap bisa sebagai diriku sendiri, dihargai, dicintai, dan tetap bisa beribadah dan menjalankan firman Allah yang sudah begitu meresap dalam jiwaku...

Baca juga
Beragama dengan cinta
Pengalamanku (mengatasi jerawat dan kerontokan rambut)
Gak setuju dengan swarga nunut neroko katut

Comments

  1. aamiinn,
    semoga ALLAH mempertemukan dengan cinta sejati yang bisa membawa kebahagiaan dunia dan akhirat :)

    ReplyDelete
  2. Salam Takzim
    Mencari cinta sejati memang susah-susah gampang tetapi jangan terhanyut dengan saran orang tentukan sendiri apa itu cinta sejati
    Semoga segara mendapatkan cinta sejati itu
    Salam Takzim Batavusqu

    ReplyDelete
  3. kalau dari ebook 1001 pesan Nabi untuk Muslimah, perempuan itu harus dihormati--mungkin ada beberapa hal yg membuat muslimah2 di luar sana tdk mndpat prlakuan yg baik bs karena caranya brpakaian mungkin, atau dari tutur katanya kan bisa jg...banyak alasan. Itulah kenapa di Al-Qur'an dituliskan bahwa kaum perempuan wajib menutup auratnya...iya kan mbak, koreksi saya kalau ada salah yaa :)

    ReplyDelete
  4. Dengerin lagu "Somewhere Out There" deh Mbak Ami...biar lebih semangat, hahaha

    Atau cobain "Everything In Its Time" by Corrine May

    ReplyDelete
  5. semoga pencarianmu sukses, mba :)

    ReplyDelete
  6. Dalam menemukan cinta sejati itu kita selalu terjebak dengan perasaan dan permainan kata.

    Sebenarnya dalam kesejatian itu tidak akan pernah ada kamunafikan bila kita dapat saling menghargainya, dan semua itu perlu proses untuk mendapatkannya.

    Cinta dan pernikahan harus dibina dalam proses ujian dan cobaan hidup. Itulah sebabnya mengapa bila kita melihat pria atau pun wanita muda yang menantang hukum Tuhan dengan pernikahan percobaan atau hidup secara komunal, atau dalam hal yang sama menyerah menghadapi badai pertama sebelum mereka punya waktu untuk saling mengenal pasangannya.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    ReplyDelete
  7. I really fondness the matter to you shared. Thank you pro rearrangement.

    ReplyDelete
  8. Bagi saya pribadi, cinta adalah kebutuhan saling. Cinta yang sering mereka gembar-gemborkan takkan ada artinya tanpa hubungan saling memahami dan saling membantu, atau bisa dibilang saling memberi dan menerima. Dalam kehidupan cinta dibutuhkan keseimbangan.

    Selamat sore, salam kenal Bu.

    ReplyDelete

Post a Comment