Romantis, masih adakah jaman sekarang

Kata temenku saat reuni SMA, kamu jatuh cinta ya, ada di blogmu pembahasan tentang cinta. Aku bilang iya aku membaca tutorial cinta dalam bahasa Inggris, terus membandingkan cinta versi barat dengan Islam. Kalo orang barat itu menganggap cinta adalah perasaan mendalam tentang individu, setiap memikirkan orang yang dicintai membuat hati bergetar, sedang di Islam harusnya manusia punya kepekaan mencintai sesama terutama yang dalam kesulitan. Lalu teman lain nyeletuk, asal bukan sesama jenis... lalu ketawa deh...

Cinta dan romantisme saling berkaitan, terutama untuk lawan jenis. Ada cinta untuk anak kandung, cinta pada anak yatim, pada hewan peliharaan atau bahkan tanaman yang disirami setiap hari. Tapi romantisme adalah suatu rasa yang membuat hati berdegup kencang. Dan romantismelah yang membuat pertengkaran hebat antara kaum adam dan kaum hawa. Karena kaum hawa mudah terbuai kalo nonton film kisah romantis sedangkan kaum adam sangat menikmati film perang. Coba aja liat, anak kecil perempuan mainannya boneka, anak kecil laki-laki mainannya pistol-pistolan sukanya nembak sana-sini.

Bila membaca kisah cinta antara Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Aisyah radiayallahu anha, mereka sangat romantis sekali. Getaran cinta tidak pernah akan berhenti antara keduanya. Panggilan sayang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pada Aisyah radiayallahu anha, adalah Khumaira yang berarti pipi kemerah-merahan. Rasa sayang yang begitu mendalam sampai seperti cuplikan lagu KLA PROJECT "Aku tak bisa pindah... pindah ke lain hati".

Kadang aku mikir di jaman sekarang apa masih ada ya, laki-laki yang sangat romantis dan sanggup menjadikan hati istrinya bergetar hatinya. Karena sudah terkontaminasi dengan begitu banyak masalah, rutinitas, wanita yang lebih muda dan lebih cantik dari istrinya, dan hati yang sudah tidak peka lagi pengen membunuh jiwa orang lain dengan dendam dan kemarahan.

Aku sempet cerita sama seorang temenku, bahwa menggombal itu harusnya tidak hanya kaum muda, bahkan yang sudah tuapun harusnya masih bisa menggombali istrinya, bikin hati bergetar lagi. Kadang rutinitas mencari uang memang bisa membuat hati mati, lebih suka menggombali wanita lebih muda lebih menarik dibanding istrinya sendiri.

Terakhir aku menonton film di TV berjudul "Body of Lies" dibintangi Leonardo Di Caprio dan Russel Crowe. Adegan paling menarik waktu Leo dibawa ke markas kaum jihad lalu Leo bilang "di Al Qur'an tidak ada petunjuk untuk membunuh orang lain dengan bom" lalu dijawab pemimpin jihad "orang bunuh diri karena memberantas kaum kafir tidak mati jiwanya tetap hidup". Digambarkan ada laki-laki muslim di Yordania punya istri dan rajin shalat, bekerja keras sebagai arsitek tapi suka menyambangi pelacuran dan seleranya wanita Rusia berambut pirang. STMJ banget penggambarannya, Shalat Terus Maksiat Jalan. Bagaimanapun juga kalau punya akhlak baik, rajin shalat dan berusaha khusyuk, harusnya shalat itu menghindarkan dari perbuatan munkar dan keji sudah tidak tertarik dengan prostitusi lagi. Ada kisah romantis terselip di film ini saat Leo mengobrol dengan wanita Yordania muslim bernama Aisha, hanya sekedar ngobrol tapi terasa ada getaran di situ bahkan tanpa sentuhan karenaAisha menolak bersalaman. Padahal kerudung Aisha masih kelihatan rambutnya, sebagai perawat juga hanya menggunakan topi bukan kerudung. Aisha berusaha menjalankan Islam secara benar dan Leo juga berusaha menghargai itu. Romantisme yang ditunjukkan dalam ekspresi saat saling berbicara, lalu pengorbanan Leo untuk menukarkan dirinya pada kelompok jihad karena melihat Aisha diculik.

Maklum saja deh, aku sebagai pihak kaum hawa jadi berharap bahwa bila memang kaum Adam menjalankan sunnah Nabi dengan berjenggot, harusnya juga bersikap romantis juga, yeyeyeye...

Comments