Dijanjikan dibiayai umroh, ah yang bener aja

Punya blog memang ketemu hal aneh-aneh dan sepertinya aku banyak belajar dari semua orang yang aku temui atau bertanya di blogku. Terakhir aku bertemu orang yang mengirim e-mail dia merasa hampa mengalami kekosongan jiwa. Cukup edan juga, dia bilang mau membiayai aku umroh kalo memang dia bisa mendapatkan kebahagiaan.

Ah, aku sudah terbiasa mendengar janji-janji. Waktu gelisah janjinya ini itu, setelah bahagia, lupa deh. Makanya di Islam ada kewajiban membayar nadzar.

Pekerjaannya dari pagi sampai sore, terus kadang lembur membuatnya tidak punya waktu untuk belajar Islam. Suka iri melihat teman-teman lamanya kelihatan bahagia dengan spiritual yang kuat.

Terus aku bingung aja awalnya, aku mesti menyarankan dia mulai dari mana. Kalo aku sarankan begini, alasannya begitu. Aku sarankan begitu, alasan ini itu gak ada habisnya. Cape deh juga sih. Walaupun punya skill kuat dalam bidang pekerjaannya, tapi soal kebijaksanaan hidup dan kemandirian gak ngerti. Apa-apa serba takut dan serba tidak sempat.

Aku tidak mengharapkan janjinya. Aku hanya mensupport dia semampu aku. Aku sudah lihat Facebooknya dan sepertinya dia nyata, ada banyak tag dari teman-teman sekolah lamanya. Tentunya doaku juga agar dia punya keberanian untuk berubah. Biasalah, kalo uang banyak, semua tercukupi cenderung melupakan ajaran Islam. Begitu kalut, ditinggal kekasih, hidup hampa, baru deh nyari pencerahan. Nanti kalo sudah bahagia lagi, lupa dengan janji-janjinya dan ibadah yang telah dikerjakan.

Semoga teman baruku ini mendapatkan kebahagiaan seperti yang diharapkan, gak usah janji mau biayai aku umroh deh, kamu bisa bahagia aku sudah seneng. Tapi janji sudah telanjur janji... kita lihat saja nanti...