Menanti 2 Maret 2013

Aku merencanakan akan merayakan ultah anakku kembar yang tahun depan berumur 9 tahun. Acaranya di panti asuhan. Sederhana saja, tanpa tema khusus dan tanpa dress code..  Menunya sudah kupikirkan, nasi kuning. Sedang untuk goody bag sedang dipikirkan deh. Paling juga snack gitu.

Aku sudah lama tidak ketemu anakku kembar ini. Aku rindu dengan mereka. Saat mereka berumur 5 tahun, di Jogja, bapaknya muncul dan membawa mereka tanpa ijin. Aku tau mereka di Bogor. Aku pernah mencoba ke Bogor tapi dipersulit oleh keluarganya untuk menemui mereka.

Aku sempet membuat blog untuk dengan nama mereka SAFIRA DAN SAFITRI. Tapi aku hapus aku ganti dengan BLUE SKY. Melihat foto mereka membuatku menangis dan parno banget. Maunya marah, kesel, ngamuk, sedih, pokoknya nano-nano gak jelas. Aku ingin lebih optimis menghadapi hidup jadi kuganti dengan template bergambar langit biru yang lebih menenangkan.

Aku tau hidup itu hanya ujian semata. Aku tau harta dan anak itu titipan. Aku seperti melihat film Nabi Ayyub 'alaihi sallam, beliau mendapat ujian dengan kehilangan harta dan anak-anak yang sangat dicintainya tapi tetap bersabar. Teman-teman beliau meninggalkan beliau tapi Nabi Ayyub 'alaihi sallam tetap rajin beribadah. Bahkan kesehatan sudah begitu kritis, penyakit kulit yang mengerikan, beliau tetap bersabar.

Kadang-kadang memang heran, kenapa orang yang mendzalimi orang lain tidak sadar dirinya jahat. Neneknya yang pakai kerudung mengatakan beliau lebih berhak mengasuh karena pihak bapak harusnya yang membiayai. Kerudung yang dipakai hanyalah kerudung saja, pemahaman Islam tidak paham. Seharusnya anak masih kecil bersama ibunya, walau berbeda kota ayah tetap membiayai.

Aku sendiri suka ngeri bila membaca hadits dan ayat di Al Qur'an yang menyatakan hukuman sangat berat bagi yang memutuskan hubungan silaturahmi, apalagi hubungan anak kecil dengan ibunya. Aku belajar Islam dengan membaca Al Qur'an dan hadits, tapi nenek di Bogor memang sepertinya setauku tidak mau belajar tafsir Al Qur'an. Waktu aku di Bogor, pengajiannya pasti hanya membaca surat Yasin saja. Kalo Ramadhan disibukkan membuat kue kering dan membeli baju baru yang banyak (termasuk untuk karyawan usaha keluarga). Islam hanya diikuti tradisi untuk kesenangan pribadi.

Aku mendo'akan mereka mau terbuka hatinya tentang Islam. karena menggunakan kerudung, rajin sholat 5 waktu bukan jaminan memahami Islam. Yang dilakukan hanyalah tradisi, dan kalo aku ingatkan tentang makna Al Qur'an tidak mau tau, gak penting kayaknya buat keluarga itu.

Semoga nanti acara 2 Maret 2013 berlangsung lancar. Aku minta anak-anak Panti Asuhan mendo'akan agar aku bisa ketemu dengan anak kembarku lagi, Safira dan Safitri...

Comments

  1. Semoga Mbak Ami ketemu lagi dengan anak-anaknya. Semua ibu pasti ketemu lagi dengan anak-anaknya, Mbak, meskipun bukan pada waktu yang diharapkan si ibu.

    Kerudung tidak ada artinya jika makna agama Tuhan itu sendiri tidak diaplikasikan.

    ReplyDelete
  2. masalah tradisi,..agama bagi penganutnya sejak lama (jaman para nabi) sudah di hijacked (dibajak)sampai akhir jaman...agama dijadikan tradisi menyatu dengan kebudayaan. Mulai dari sisi ibadah laku sampai lisan hanya sebagai simbol....
    Membaca Yasin -nya mengandung kebenaran walau ada unsur pragmatis.
    warna orang dalam beragama memang beraneka ...sekarang menyikapinya dengan bijak...tidak dengan melecehkan, menghinakan, merendahkan warna orang lain.

    ReplyDelete

Post a Comment