Pake logika jangan bawa-bawa agama

Ini kalimat yang sering aku dengar. Selaluuuu saja di awal ceritanya begitu, baik, sopan, ramah, tapi begitu terdesak akhirnya bilang "pake logika, jangan bawa-bawa agama".

Ada hal yang kita memang tidak bisa pakai logika, seperti mempercayai Isro' Mi'roj. Waktu itu dengan cemas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan baru saja melakukan perjalanan yang tidak masuk akal. Tapi beberapa sahabat percaya. Karena itu perintah Allah, mesti disampaikan, walau reaksinya tidak menyenangkan.

Kejadian yang boleh disebut ajaib adalah keajaiban sedekah. Bila rajin membantu orang lain, Insya Allah semua urusan dimudahkan. Karena memang manusia cenderung untuk kikir, kalau untuk beli perhiasan, makanan enak, mudah keluar uang, tapi membantu orang lain, beraaat.

Ada seorang laki-laki yang berumur 60 tahun, di Australia, bilang ke aku bahwa sekali-sekali dosa gak papa, ngakunya dia itu spiritualnya kuat dan paham Islam. Tapi ajaran untuk dipelintir, bukan diamalkan. Takutnya model seperti itu, mengerti ajaran Islam tapi dipelintir tempatnya di neraka paling bawah, tempat orang munafik di bawahnya level neraka kafir. Tapi tentunya masih Wallahu 'alam bisshowab. Soalnya ribut sama istrinya dia melakukan selingkuh, tanpa komitmen.

Ada cerita hafidz (penghapal Al Qur'an) yang ternyata di dalam tubuhnya ada jinnya, sehingga mesti di ru'yah. Kok bisa, soalnya penjelasan dari yang meru'yah tauhidnya masih berantakan, dan masih suka emosional ngamuk sana ngamuk sini. Bahkan jin tidak takut berada di tubuh penghapal Qur'an, sesuatu yang mungkin sulit dijelaskan. Orang yang berusaha ikhlas itu semua ditujukan pada Allah, bukan mencari kebanggaan dari orang lain.

Aku pernah posting di blog, seorang mati syahid, penuntut ilmu agama, dermawan tapi masuk neraka linknya di sini.

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. 

Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' 

Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. 

Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari' (pembaca al Qur`an yang baik). 

Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). 

Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”

Comments

  1. semua pertanyaan dijawab dengan kedustaan...padahal sesungguhnya ALLAH MAHA MELIHAT dan MAHA MENGETAHUI.....

    ReplyDelete
  2. Seburuk-buruknya orang, pasti ada kebaikannya pula. Selama masih ada keimanan di hati, walau seberat zarah, dengan RahmatNya akan dimasukkan syurga pula, walau masuk paling akhir. kalau bisa sih masuk ikut rombongan paling awal ya.

    ReplyDelete
  3. @Hariyanto, mereka yang belajar Islam kadang beranggapan levelnya lebih tinggi dan mudah dimaafkan Allah. Seharusnya justru malah takut pada Allah tidak mau melakukan maksiat. Karena belajar Islam, tapi hanya sekedar teori untuk dipamerkan bukan diamalkan

    ReplyDelete
  4. sudah beberapa kali saya berkunjung ke blog ini, tp mengapa anda tidak pernah berkunjung balik ke blog saya ?? saya sangat sedih :( , mudah2 kali ini anda dapat berkunjung melihat blog saya :) , sukses selalu untuk anda dan keluarga :D

    ReplyDelete
  5. @Anonym, masuk neraka nunggu ke surga itu jutaan tahun... serem ah...

    ReplyDelete
  6. @Obat, iya isinya cuman tulisan tes cangcut, terus mesti komentar apa? Maaf ya

    ReplyDelete

Post a Comment