Klinik kecantikan terkenal menambahkan zat berbahaya pada krimnya

Beberapa hari yang lalu dokter gigi yang bertugas di sekolah tempat aku kerja muncul dengan wajah kemarahan dengan penuh bintik-bintik kayak jerawat. Di ruang guru bercerita bahwa wajahnya karena efek samping penggunaan krim di klinik kecantikan terkenal, yang biayanya mahal, dalam waktu yang lama.

Walau klinik kecantikan terkenal itu ada dokter kulitnya untuk konsultasi, sama aja bohong. Dokter kulit hanya bicara untuk kepentingan klinik. Seperti, dijamin aman, tidak menyebabkan ketergantungan, terbuat dari bahan alami, bla-bla bla. Nyatanya klinik kecantikan terkenal ada yang sempat ketahuan menambahkan merkuri. Tapi untuk kenalanku ini karena ada tambahan steroid pada krimnya.

Penggunaan merkuri, steroid, untuk memutihkan kulit, ternyata efek sampingnya sangat berbahaya. Kulit memang kinclong, kemerahan, tapi kondisinya sama sekali tidak sehat karena kulit menipis. Bila menghentikan penggunaan krim dengan zat berbahaya, kulit jadi penuh bintik-bintik bahkan menghitam.

Kenalanku ini memutuskan untuk menggunakan bahan alami untuk memulihkan kondisi wajah dengan beras organik yang direndam air lalu dijadikan masker. Aku sendiri cerita kalo menggunakan virgin coconut oil (VCO) untuk membersihkan wajah di malam hari.

Banyak orang tidak peduli, atau berani mengambil resiko untuk menggunakan krim wajah atau suntik agar kulit putih dan kinclong. Tidak peduli efek sampingnya sangat berbahaya. Bahkan karena diserap kulit bisa menyebabkan mandul dan keguguran.

Carilah yang sudah ada nomor BPOMnya. Bila memungkinkan gunakan herbal alami tanpa tambahan kimia. Prosesnya memang agak lambat, tapi aman untuk jangka panjang dan bila berhenti kulit tidak menjadi tambah rusak, karena selain kulit menjadi sangat tipis juga kondisinya rusak.

Comments

  1. Moga kejadian serupa tidak terjadi lagi, memang lebih aman memakai bahan alami ya kan?

    ReplyDelete
  2. nah itu, obat modern tapi bahannya malah ga modern

    kalau ada yg alami knp pakai bahan mercuri

    ReplyDelete

Post a Comment