Belajar bahasa Inggris di kampung Inggris, Pare Kediri Jawa Timur

Aku dulu pernah belajar di Lembaga Indonesia Amerika, seminggu dua kali di ruangan berAC  yang dingin di Jogja. Pernah tertarik untuk belajar bahasa Perancis, biaya per bulan saat aku nulis ini sekitar sejuta rupiah per bulan masuk seminggu dua kali. Soalnya tertarik dengan bahasa Inggris, aku yang doyan nonton film Hollywood, nyoba nonton film tanpa membaca teks lalu mengulangapa yang diomongin aktor atau aktrisnya.

Ide kenalan dengan orang asing, waktu ngeklik invitasi email untuk bergabung dengan Badoo. Ada seorang mengaku warga negara Amerika yang bekerja di kedubes AS di Jakarta, yang chat intensif sama aku. Dia tinggal di apartemen, dan setiap kali menjalani rutinitas rutin berangkat jam 7, pulang malam. Terus dia menghilang soalnya mengaku punya pacar orang Indonesia yang dia temui saat transit di Singapura waktu pulang dari Amrik.

Abis itu aku ketemu sama orang Eropa yang kerja di Malaysia. Aku dengar suara adzan di belakangnya kalo dia telpon. Aku ketipu 500 dollar, gak taunya dia scammer. Katanya dia mau kirim aku uang di koper lalu aku mesti nebus. Alasan yang bodoh kalo sekarang diingat-ingat. Tapi sudah balik modal setelah nekat kenalan dengan orang asing yang lain. Ada yang kirim dolar, euro dan riyal. Bergabung dengan group di romancescams@yahoogroups.com untuk lebih ngerti ciri-ciri scammer. Aku ingat banget waktu itu tahun 2012 soalnya pas reuni akbar SMA si scammer nelponin aku minta tambahan kiriman uang, aku angkat tapi cuman ngomong enggak ah.

Kenapa nekat, udah ketipu bukannya kapok malah rasanya tambah iseng ngajak kenalan dan chat.aku iseng, sononya juga lebih iseng. Tadinya gabung di Indonesiancupid dot com, rasanya kebanyakan bule nyari kencan sesaat bukan pasangan serius. Dapat undangan di inbox untuk bergabung di Muslima dot com.

Kirain kalo di Muslima orangnya muslim jadinya lebih sopan, ternyata malah tambah gak karu-karuan. Profil yang ditulis kalimatnya indah banget kayak mencari wanita untuk serius dinikah, begitu chat... sampe sungkan nulis di sini. Ditelpon orang Arab di Dubai untuk dijadikan istri simpanan, dikunjungi setahun sekitar 2 kali aja. Ngobrol sama yang lain... rasanya kok ya ampun, member di sana itu cuman profil sepertinya Islami, kenyataan cuman ngajak ngobrol berimajinasi hal mesum dan gak ada tanda-tanda serius. Parahnya gak pake acara basa-basi ngajak tau masalah kesukaan atau kepribadian, langsung aja tanpa ba bu mengarah ke mesum.

Kesel di muslima gabung ke singlemuslim dot com. Lebih Islami, ada aritkel tentang keluarga sakinah, peringatan pake baju dan bicara yang sooan. Dan harusnya mengarah ke perkawinan bukan hanya kencan aja. Aku ketemu orang Kanada keturunan Pakistan di situ. Kita video call dan dia sopan banget. Ngajari tentang Islam juga conversation pake bahasa Inggris. Sayang sekarang udah gak kontak, tapi aku berteman dengan keponakannya di Pakistan. Aku add dari Facebooknya, tapi aku malah diblock. Iya sih, lumayan strict soal Islam, semua teman di Facebook laki-laki gak mau berhubungan dengan wanita bukan mahram.

Setelah petualanganku chat dengan muslim di luar negeri yang bisa berbahasa Inggris, liburan ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di salah satu lembaga kursus bahasa Inggris di Pare Jawa Timur. Masih punya teman chat di Colorado, USA tapi jarang-jarang kirim pesannya. Sebelum puasa ngeblock temen chat di UK, dua orang malah... say goodbye dengan keturunan Mesir di Dubai soalnya dia punya pacar baru. Sama sobat indigo di India, ini sih imut-imut soalnya masih SMA bicaranya udah mature banget... klop ma aku. Sama seorang chef di Malaysia juga, biarpun punya pacar orang Indonesia dia gak keberatan ngobrol ma aku. Kalo mau ke Malaysia dia bisa sediain voucher hotel murah di hotel berbintang di kota Ipoh.

Di Pare, guru bahasa Inggris masih muda banget, baru lulus SMA, lulusan kembaga paling terkenal di Pare, BEC. BEC itu di jalan Anyelir, sedangkan aku di jalan Brawijaya. Kalo kursus di jalan Anyelir lebih terasa kampung Inggrisnya, di jalan itu banyak kost, lembaga kursus Inggris, dan banyak yang mempraktekkan bahasa Inggris di jalan atau di warung. Kalo di jalan Brawijaya sih di pinggir jalan besar, dan camp di tempatku santai bukan English area. Gak ada denda kalo ngomong bukan Inggris sehari-harinya.

Ada lagi tempat kursus Inggris di jalan Kemuning, agak sepi tapi ada kost eksklusif dengan spring bed, AC, wi fi. Soalnya sekarang ini aku tidur di kasur kapuk yang ditaruh di lantai sekamar bertiga dengan anak SMP padahal aku udah kepala empat. Yah, gimana yah, ngeliat anak SMP SMA pada bercanda, beberapa cinlok juga. Dari rencana 2 minggu akhirnya baru seminggu aku udah pamit, uang kostku dikembalikan sebagian.

Menurutku ya, kalo mau belajar di kampung Inggris Pare itu memang sebaiknya survey dulu. Bisa melalui agen, tapi terus google lagi ke lembaga yang dituju. Atau mbayar mahal dikit lewat agen.

Sebetulnya kursusan yang recomended ya cuman BEC, masalahnya BEC itu mesti belajar 6 bulan. Ada lembaga yang pake camp ada yang tidak. Camp sendiri ada yang menerapkan English area dan yang tidak. Ada yang khusus meningkatkan TOEFL dan IELTS, ada yang belajar Grammar, atau khusus Speaking.

Kalo disuruh merekomendasikan, ya menurutku sesuai kebutuhan, mesti banyak nanya ke beberapa agen biasanya agen bisa ditanya melalui ym, whats app atau line dan gratis.

Tapi sempet loh, aku diceritain latar belakang kisah kampung Inggris di Pare. Terus beberapa cerita akibat pergaulan bebas, bukannya kursus malah pacaran di sana. Dan beberapa orang yang mendirikan lembaga selain BEC.

Jangan membayangkan semua orang di kampung Inggris berbahasa Inggris ya, kebanyakan sih kedengeran dari luar di jalan orang yang belajar Inggris diajari gurunya dari alam terbuka atau ruang kelas. Tapi di warung dan di toko tetap pake bahasa Indonesia atau bahasa Jawa kok...

Comments

  1. kelihatan ngantuknya, banyak salah ketik Bu Ami...

    ReplyDelete
  2. petualangan untuk belajar Bahasa Inggris ternyata seru juga..dari kena tipu..hingga tidur sekamar dengan anak yang jauh beda usia...hanya tahan semingggu...sungguh luarbiasa..
    salam dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan

    ReplyDelete
  3. saya juga ingin merasakan pendidikan di Kampung Pare >.<
    temen deket saya udah ngebuktiin, dengan keseriusan dia mau lanjut s2 dan memutuskan belajar di sana akhirnya dia lolos tes s2 tadi mbak..

    temen saya di jalan mawar katanya mbak :)

    ReplyDelete
  4. Lumayan, pengalamannya dpt dijadikan acuan bg teman2 yg membutuhkan :)

    ReplyDelete
  5. aku pernah didaftarin ibuku les bahasa inggris.... hari pertama langsung kabur.. aku kurang suka keramaian..

    sebenarnya aku pergi sekolah (dari smap - kuliah) itu juga takut, terutama setiap masuk sekolah baru atau kelas baru (dengan orang-orang baru), butuh waktu bagiku untuk membaur

    ReplyDelete
  6. @anonym, nulis sebelum sahur dengan tab 7 inchi samsung yang touch screen. Iya, banyak salah tulis tapi sudah diperbaiki...

    ReplyDelete
  7. @Wieka, pengennya belajar Inggris di negara yang bahasa utamanya bahasa Inggris... ngayal deh...

    ReplyDelete
  8. @Ajeng, wah di jalan Mawar itu sepertinya tembusannya Anyelir dan Brawijaya. Memang sesuai kebutuhan sih...

    ReplyDelete
  9. @dherdian... mau kopdar soalnya sama pen pal dari luar, ngecek aku bisa ngomong inggris gak, gak cuman chat...

    ReplyDelete
  10. @Ario, trauma, phobia sebetulnya bisa diatasi. Aku malah pernah jadi paranoid dengan dunia luar nekat untuk bersosialisasi padahal canggung dan nervous awalnya... untuk kasus parah memang perlu pakar untuk bantuin. Psikolog, psikiater atau hipnoterapi

    ReplyDelete
  11. seru jg petualangan Bu Ratnawati,belajar bhs inggris. hehehe.... aku jg skarang di pare-kediri. aku masuk cabang nya BEC. nama nya EECC di jln.plamboyan.

    ReplyDelete
  12. assalamualaikum mba. salam kenal. mba masih ada nomor kontak tuk kos yang berwifi, springbed dan AC itu? makasi sebelumnya mba.

    igeazmin@yahoo.com

    ReplyDelete

Post a Comment